Oleh: Adi Permana Sidik*
KUMANDANG takbir, tahlil, dan tahmid yang keluar dari pengeras suara berbagai masjid yang di seluruh dunia menjadi tanda berakhirnya bulan Ramadhan.
Esok paginya, rangkaian pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan ditutup dengan sholat idul fitri secara berjamaah di lapangan-lapangan terbuka maupun di masjid-masjid.
Ramadhan Bulan Kebaikan
Ramadhan memiliki banyak sebutan, seperti bulan penuh berkah, bulan kemuliaan, bulan penuh ampunan, bulan Al-Qura’an, dan juga sebutan-sebutan lainnya. Dari banyaknya sebutan kepada bulan Ramadhan ini, jika disederhanakan, pada prinsipnya mengacu pada satu hal bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh kebaikan.
Pada bulan Ramadhan, suasana kebatinan (hati) umat Islam di seluruh dunia berbeda dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Di bulan Ramadhan, pada umumnya setiap Muslim ingin melakukan berbagai kebaikan yang lebih dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sederhananya bisa dilihat di sekitar lingkungan kita.
Di bulan Ramadhan, masjid-masjid biasanya lebih ramai oleh umat Islam yang sholat berjamaah, baik itu di waktu solat dzuhur, ashar, magrib, isya maupun solat subuh. Khususnya lagi di bulan Ramadhan ada pelaksanaan solat tarawih. Kemudian di berbagai tempat kita juga mendapati kaum Muslimin banyak yang melakukan tilawah (membaca) qur’an selama Ramadhan.
Kegiatan berbagi (amal social) kepada kaum mustada’fin juga biasanya lebih banyak di bulan Ramadhan Apalagi jika memasuki 10 (sepuluh) terakhir, masjid-masjid jami diberbagai tempat sudah dipenuhi oleh para jamaah yang beri’tikaf dalam upaya mendapatkan malam lailatul qodar.
Singkatnya, di bulan Ramadhan kaum Muslimin berusaha melakukan berbagai banyak kebaikan dan sebaliknya berusaha untuk tidak melakukan berbagai keburukan meskipun kecil dan sedikit.
Setelah Ramadhan Berakhir, What Next?
Persoalan berikutnya yang harus kita perhatikan adalah setelah bulan Ramadhan berakhir, apa yang harus kita (kaum Muslimin) lakukan? Apakah kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan di terhenti begitu bulan Ramadhan telah berakhir? Atau kebaikan-kebaikan itu harus terus dilakukan di luar Ramadhan? Bahkan kebaikan-kebaikan itu harus dikembangkan?
Jawabannya sudah sangat jelas, kebaikan-kebaikan itu harus terus dilanjutkan dan tidak boleh berhenti hanya karena bulan Ramadhan sudah berlalu. Kebaikan-kebaikan yang terus berlanjut tanpa putus dalam konsep ajaran Islam disebut dengan Istiqomah. Sementara Istiqomah bisa diartikan secara sederhana dengan kata konsisten.
Singkatnya, yang perlu kita lakukan setelah bulan Ramadhan berakhir adalah Istiqomah.
Istiqomah berasal dari kata qawama yang berarti berdiri tegak lurus. Kata istiqomah selalu dipahami sebagai sikap teguh dalam pendirian, konsekuen, tidak condong atau menyeleweng ke kiri atau ke kanan dan tetap berjalan pada garis lurus yang telah diyakini kebenarannya. Karena itu, istiqomah sering diartikan dengan teguh hati, taat asas atau konsisten. Istiqomah adalah tegak dihadapan Allah atau tetap pada jalan yang lurus dengan tetap menjalankan kebenaran dan menunaikan janji baik yang berkaitan dengan ucapan, perbuatan, sikap dan niat (Zuhdi, 2011).