Setelah Ramadhan Usai; Istiqomah Itu Sulit Tapi Harus Diusahakan

Sabtu 22-04-2023,20:16 WIB
Editor : Erwin Mintara

Oleh sebab itu, istiqomah merupakan bagian penting dalam ajaran Islam. Hal diperkuat dengan munculnya term atau istilah istiqomah di dalam Al-Qur’an. Kata istiqomah dalam Al-Qur’an terdapat pada beberapa ayat dan surat, seperti yang tercatat dalam Mu’jam al-Mufahrasy Li al-Fadz Al-Qur’an, kata istiqomah mempunyai 10 (sepuluh) kata di 9 (sembilan) surat dan di delapan ayat. Maka, ayat-ayat ini menjadi dasar dan argumen bahwa istiqomah mempunyai peran dalam sisi kehidupan yang perlu ada pada setiap yang bergelar Muslim (Bahri, 2019).

Sementara menurut Buya Hamka dalam karyanya Tafsir Al-Azhar kata istiqomah bermakna teguh pendirian, tegak lurus, teguh tegap dengan pendirian. Tidak bergeser, tidak beranjak. Tidak saat dicondongkan ke kanan malah ke kiri, tidak saat dimundurkan ke belakang malah ke depan ataupun sebaliknya. Dalam artian tidak keluar dari tempat tegak berdirinya. Apapun yang terjadi, pendirian ini tidak dilepaskan (pps.unidagontor.ac.id, 2022).

Selain di dalam Al-Qur’an, kata istiqomah juga muncul di dalam hadits Nabi Muhammad SAW.  

Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.”  [HR. Muslim, no. 38, dikutip dari rumasyho.com, 2019).

Keutamaan Istiqomah

Merujuk kepada penjelasan-penjelasannya sebelumnya, istiqomah  merupakan bukan sekadar amalan semata akan tetapi merupakan bagian dari konsep dan prinsip penting dari ajaran Islam. Hal ini memang bisa dipahami karena beriman kepada Allah itu tidak bersifat statis (diam) akan tetapi dinamis (bisa berubah-ubah), dalam arti hari ini kita bisa beriman besok belum tentu kita beriman atau sebaliknya ada orang yang hari tidak beriman bisa bisa besok dia beriman. Sejalan juga dengan konsep bahwa iman seseorang itu bisa naik juga bisa turun. 

Dengan demikian, istiqomah itu memang mudah diucapkan oleh lisan tapi berat untuk dilakukan. Akan tetapi, sebuah kaidah menyebutkan bahwa semakin sulit suatu amalan itu dilakukan maka akan semakin besar dan agung pahala yang diperolehnya. Maka orang-orang yang berhasil istiqomah dalam menjalankan agamanya (Islam) Allah akan memberikan balasannya, misalnya seperti yang terdapat dalam Al-Quran surat Al-Fusshilat (41) ayat 30: 

Innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ tatanazzalu 'alaihimul-malā`ikatu allā takhāfụ wa lā taḥzanụ wa absyirụ bil-jannatillatī kuntum tụ'adụn

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Jadi, kalau kita kembali kepada pertanyaan; Jika Ramadhan Telah Berakhir, Apa Langkah Selanjutanya Yang Harus Dilakukan? Maka jelas jawabannya adalah istiqomah. Jika ada yang berkata tapi istiqomah itu sulit maka kita jawab: “Memang Istiqomah Itu Sulit, Tapi Harus Diusahakan!”

Setidaknya ada 3 (tiga) cara yang bisa kita lakukan agar kita bisa istiqomah. Pertama, berdo’a dan meminta kepada Allah agar kita bisa diberikan kekuatan untuk istiqomah. Kedua, rajin mendatangani majelis ilmu. Dan ketiga, berkumpulkan dengan orang-orang baik (soleh). Wallahu’alam bis showab.

*) Penulis adalah Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USB YPKP, Awardee LPDP, Mahasiswa Program S3 Ilmu Komunikasi FIKOM Unpad 

 

Tags :
Kategori :

Terkait