Radarjabar.disway.id – Citayam Fashion Week jika ditarik asal-usulnya tentu bermula dari Paris Fashion Week yang terkenal itu.
Paris Fashion Week itu merupakan acara yang sudah mendunia. Namun, Citayam Fashion Week juga setidaknya membawa semangat yang sama, ialah mengekspresikan diri.
Oleh karena itu Citayam Fashion Week dipelopori anak-anak remaja. Dengan kata lain, CFW merupakan perwujudan dari keinginan para remaja yang mengekspresikan dirinya lewat busana.
Bagaimanapun, CFW ini mengundang perhatian publik. Orang-orang turut memberikan komentar terkait fenomena khas anak-anak muda ini.
Mungkin CFW ini terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan Paris Fashion Week. CFW lebih cenderung pada pertunjukkan anak-anak muda yang haus akan kegembiraan dan kesenangan.
CFW merupakan wahana bagi para remaja itu untuk menunjukkan identitas mereka. Maka tak heran dalam penampilan CFW itu mereka menggunakan fesyen yang sangat beragam.
Fesyen dari mulai a la Jepang, Korea, New York, hingga Paris mereka kenakan sambil berlenggak-lenggok di jalan Sudirman, Jakarta.
Namun, keramaian perbincangan CFW ini tentu tidak bisa pula dipisahkan dengan jejaring media sosial, khususnya TikTok.
Para konten kreator plattform raksasa itu seakan merupakan juru warta dari anak-anak yang tengah bergaya bak model di kawasan Sudirman itu.
Di area SCBD, para konten kreator TikTok itu melakukan wawancara dengan “model” di sana. Mereka menanyakan tentang outfit apa yang mereka kenakan dan alasannya.
Oleh karena itulah kenapa CFW ini juga seakan menjadi “pertandingan” gaya berbusana. Mereka berlomba-lomba untuk bersinar seterang mungkin dengan setelan-setelan fesyen yang mereka pakai.
Kendati demikian, itu merupakan salah satu bentuk kreativitas anak-anak muda. Dengan kreativitas pernak-pernik busana itu, semangatnya adalah satu: memanfaatkan ruang untuk mengekspresikan diri.
Tidak mengherankan jika CFW ini memiliki daya tarik kuat, khususnya bagi anak-anak muda. Oleh karena itu, tak jarang pula anak-anak remaja datang dari wilayah lain untuk sekadar melintas di CFW.
Dengan demikian, CFW terus nongol di media-media sosial. Hura-hura, senang-senang, kegembiraan anak-anak muda itu bahkan menarik artis untuk berkunjung ke tempat.
Tentu saja bahwa kemeriahan dan kegembiraan anak-anak muda juga mendapatkan respons negatif. Salah satu protes atas fenomena anak-anak muda ini adalah terganggunya kepentingan-kepentingan publik.