Radarjabar.disway.id, BANDUNG –Dinas Perhubungan memiliki target retribusi parkir di angka Rp25,3 miliar sampai akhir tahun 2022 ini. Dengan target tersebut pencapaian parkir baru menyentuh angka Rp4 miliar.
Terkait kebocoran parkir, Dishub mengklaim nihil, hanya saja terdapat berbagai faktor kendala.
“Sebetulnya kami sudah meminimalisir terkait dengan kebocoran parkir. Kebocoran parkir itu sebenarnya tidak ada, hanya ada kendala. Kendalanya itu satu, yang sangat mempengaruhi kemarin di PPKM, kedua iklim sangat mempengaruhi. Ketiga, pengguna jasa parkir saat ini belum optimal. Tiga faktor itu yang sangat mempengaruhi pada pendapatan,” ujar Staff Fungsional UPT Parkir Dishub Kota Bandung, Aceng Mumu saat dihubungi Jabar Ekspres belum lama ini.
Berbagai faktor kendala itu terjadi karena imbas pemberlakuan PPKM di awal tahun. Khususnya pada bulan Januari, Februari, dan Maret.
“Bulan Mei baru PPKM dilonggarkan, artinya kita optimal di pendapatan di bulan Mei Juni. Jadi baru beberapa bulan,” terangnya.
Hambatan terjadi, tutur Mumu, karena masih banyak ruas jalan yang terkena imbas PPKM. Sehingga tidak ada kegiatan parkir di ruas jalan.
Hal itu, kata dia, sangat berpengaruh secara signifikan terkait pencapaian target.
Sementara saat disinggung pencapaian target retribusi parkir di 2021, Mumu mengatakan bahwa tahun lalu pencapaian target dinilai sangat berat karena selain pemberlakuan PPKM juga diberlakukan ganjil-genap.
“Terutama untuk hari Sabtu-Minggu itu tamu-tamu yang di luar Kota Bandung itu parkir di badan jalan. Tapi kondisi PPKM yang mempengaruhi (minimnya kendaraan parkir). Sehingga di 2021 dengan target Rp 24 miliar hanya bisa tercapai di angka Rp6,5 miliar,” imbuh Mumu.
Pihak UPT, kata dia, telah mengadakan optimalisasi di beberapa ruas jalan mengingat perekonomian yang muali menggeliat. Hal itu dinilai perlu, beber Mumu, karena setelah PPKM potensi yang ada pun sangat minim.
“Jadi kami menurunkan petugas di lapangan, agar dia mencatat keluar masuk kendaraan. Nah nanti target kami kepada juru parkir itu tidak menyalahi (hitungan),” paparnya.
Ia menambahkan, pihaknya turut melakukan sosialisasi terkait dengan pencapaian target melalui media elektronik dan media sosial, agar masyarakat bisa parkir membayar sesuai dengan tarif yang berlaku.
“Karena kita lakukan edukasi juga lewat media cetak dan elektronik, tapi memang di era milenial ini lebih tepat di sosial media. Karena masyarakat lebih sering menggunakan samrtphone dibandingkan menonton televisi atau mendengarkan radio,” jelas Mumu.
Ia berharap, seluruh pengguna jasa parkir tertib atas penggunaan lahan parkir, serta tidak parkir di lokasi yang dilarang. Pembayaran juga harus disesuaikan dengan target yang berlaku sehingga masyarakat dapat merasa nyaman dan pihak Dishub bisa mencapai target pendapatan parkir.*** (Arv)