Antisipasi Kendala Lapangan MyPertamina, Booth Bantuan Pendaftaran Didirikan

Jumat 01-07-2022,16:52 WIB
Reporter : Arvi Resvanty
Editor : Arip Apandi

Radarjabar.disway.id, Bandung – Penerapan Aplikasi MyPertamina menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satunya antisipasi kendala yang berpotensi muncul di lapangan. Dengan hal ini, Pertamina menyediakan booth di beberapa titik SPBU Kota Bandung bagi konsumen yang perlu diberikan petunjuk penggunaan aplikasi.

Business Unit Head SPBU COCO (Corporate Owner Corporate Operate) Ujung Berung, Riki Gumilar, memaparkan terkait antisipasi hambatan di lapangan, Pertamina akan menyediakan booth khusus untuk membantu proses pendaftaran aplikasi MyPertamina.

"Booth untuk membantu warga yang tidak bisa memakai internet atau tidak paham cara daftarnya, itu nanti kita bantu sampai dia dapat barcode," ujarnya kepada Jabar Ekspres di SPBU Ujung Berung, Kota Bandung, Jumat (1/7).

Ia menambahkan, menurut informasi yang diterimanya, SPBU yang akan menerapkan penyediaan booth ini di Kota Bandung adalah SPBU Dago dan Ujung Berung. "Tapi SPBU lain juga sudah diinstruksikan kalau ada konsumen yang kesulitan itu wajib dibantu. Jadi bisa mungkin diarahkan ke office SPBU dan dibantu di sana. Jadi intinya semua SPBU menyediakan layanan bantuan pendaftaran," tuturnya.

Saat disinggung skema penggunaan barcode, Riki memaparkan, konsumen yang datang masuk ke Pul yang diinginkan setelah itu tinggal menunjukan Code QR  kepada petugas. "QR akan di-scan oleh petugas kami nanti keluarlah data konsumen tersebut, lalu akan dilayani," terangnya.

Pembayaran pun, bebernya, masih fleksibel. Konsumen bisa menggunakan debit, kartu kredit, dan aplikasi MyPertamina. Faktor yang paling penting itu adalah Code QR.

Pengunjung yang tidak memiliki smartphone, komputer atau akses internet akan dibantu di booth tersebut. Asalkan, kata dia, persyaratan dilengkapi.

"Seperti STNK, KTP sama nanti foto kendaraan. Nanti kita bantu daftarkan sampai nanti ada verifikasi, beliau nanti nunggu untuk dapat QR Code itu. Nah QR Code ini enggak usah dalam handphone, bisa juga di-print.  Enggak mesti bawa HP kalau kita ngisi, enggak mesti punya MyPertamina, yang penting kita bawa QR Code ini, karena QR Code ini nanti melekat ke kendaraan yang kita daftarkan," terangnya.

Saat ditanya terkait prediksi penggunaan aplikasi dengan optimal, ia mengatakan pihaknya mengikuti tanggal dari pemerintah dan Pertamina. "Kita ikut instruksi saja, yang kita tahu hari ini baru tahap pendaftaran. Jadi kita masih melayani secara normal, belum ada pembatasan," jelas Riki.

Awalnya, tahap satu pendaftaran, kata dia berlangsung pada tanggal 1-15 Juli, tahap dua 16-30 Juli. Di tahap dua, konsumen yang belum mendaftar masih diizinkan mengisi BBM namun pengisian maksimal 20 liter.

"Tapi kemarin ada perubahan lagi, tahap satu ini diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan. Jadi masa pendaftaran ini belum ditentukan kapan berakhirnya, kita masih tunggu instruksi lanjutan," paparnya.

Riki menuturkan, petugas di lapangan juga sudah diberikan sosialisasi terkait pemberlakuan aplikasi ini.

"Kita infokan skema dan prosedurnya seperti apa, jadi ketika ada konsumen yang bertanya mereka bisa jelaskan. Kemarin pun memang masih banyak misinformasi, dan konsumen masih menyangkanya tanggal 1 Juli harus pakai MyPertamina untuk beli bensin, kemarin antri tuh sampai jam 12 malem," terang Riki.

Misinformasi tersebut, ujarnya, adalah hal yang harus diluruskan. Sedangkan, pendaftaran masih dibuka dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Selama konsumen membawa QR Code, paparnya, pihaknya akan melayani pembelian pertalite dan solar. "Untuk tahap 1 (tahap pendaftaran) ini masih kita layani, nanti ketika sudah diberlakukan, ketika konsumen enggak punya QR Code, kita enggak bisa layani," ungkapnya.

Kategori :