Perkuat Kompetensi Tenaga Kerja Usia Produktif, Pelatihan Menjahit Garmen Digelar di Pamulihan Sumedang

Perkuat Kompetensi Tenaga Kerja Usia Produktif, Pelatihan Menjahit Garmen Digelar di Pamulihan Sumedang

Perkuat Kompetensi Tenaga Kerja Usia Produktif, Pelatihan Menjahit Garmen Digelar di Pamulihan Sumedang-Perkuat Kompetensi Tenaga Kerja Usia Produktif, Pelatihan Menjahit Garmen Digelar di Pamulihan Sumedang-

JABAR EKSPRES - Upaya menekan angka pengangguran sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia terus dilakukan di Kabupaten Sumedang. Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui Program Pelatihan Menjahit Pakaian Dinas Lapangan yang digelar di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Program ini merupakan hasil kolaborasi Yayasan Bina Siswa Indonesia bersama Rumah Zakat, Paragon Corporation, Kosaga Garmen, dan Kojo Garmen. Pelatihan berlangsung selama lebih dari satu bulan, terhitung sejak 8 November hingga 12 Desember 2025, dengan menyasar masyarakat usia produktif, khususnya kelompok usia 18 hingga 35 tahun yang belum memiliki keterampilan teknis dan pekerjaan tetap.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumedang, pada 2024 penduduk usia produktif mencapai 62,88 persen dari total populasi. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2023 masih berada di angka 6,94 persen, menjadi tantangan serius dalam pembangunan ketenagakerjaan daerah.

Kondisi tersebut juga dirasakan di Kecamatan Pamulihan yang masih memiliki keterbatasan akses pelatihan kerja berbasis kebutuhan industri. Banyak lulusan SMA maupun warga yang telah berkeluarga masih bergantung pada sektor informal tanpa keterampilan khusus yang memadai.

Ketua Yayasan Bina Siswa Indonesia sekaligus pemilik Kosaga Garmen, Faizal Nur Sodik, menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga membuka peluang kerja nyata melalui dukungan offtaker industri.

“Peserta yang lulus pelatihan akan dipersiapkan menjadi tenaga kerja siap pakai, baik untuk diserap langsung di Kosaga Garmen maupun diarahkan untuk membuka usaha mandiri di bidang konveksi,” ujarnya, Rabu (18/12/2025).

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Camat Pamulihan Sumedang, Mamat Hady Saputra, S.Pd., M.Pd., serta dihadiri Kepala Desa Haurngombong Dadang, S.Pd., perwakilan Rumah Zakat Amar Saeful, dan mitra kolaborasi lainnya. Sebanyak 30 peserta terpilih mengikuti pelatihan setelah melalui proses seleksi ketat dari lebih dari 150 pendaftar.

Peserta berasal dari berbagai daerah, mulai dari Sumedang, Cirebon, Majalengka, Cicalengka, Majalaya, Cileunyi hingga Kota Bandung. Proses seleksi meliputi pendaftaran, verifikasi administrasi, serta wawancara untuk mengukur motivasi dan komitmen peserta.

“Seleksi ketat ini dilakukan agar peserta benar-benar serius dan siap dibina menjadi tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan industri garmen,” kata Faizal.

Kepala Desa Haurngombong, Dadang, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program tersebut. Menurutnya, pelatihan keterampilan memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat.

“Pelatihan ini bukan hanya soal menjahit, tetapi juga menciptakan peluang hidup dan masa depan yang lebih baik bagi warga,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Camat Pamulihan, Mamat Hady Saputra, yang menegaskan dukungan penuh pemerintah kecamatan terhadap program pelatihan berbasis penyerapan tenaga kerja.

“Dengan bertambahnya keterampilan, peluang kerja masyarakat semakin terbuka. Kami berharap program seperti ini dapat menurunkan angka pengangguran di Pamulihan,” tuturnya.

Sementara itu, perwakilan Rumah Zakat, Amar Saeful, menyampaikan bahwa Rumah Zakat memiliki fokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Di sektor ekonomi, Rumah Zakat menjalankan berbagai program, mulai dari BUMMas, bantuan kewirausahaan, hingga program Bikin Berdaya.

“Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut, karena setelah pelatihan peserta memiliki peluang langsung untuk bekerja di sektor garmen,” ujarnya.

Nilai tambah dari program ini adalah keterlibatan instruktur profesional dari Balai Latihan Kerja (BLK) Tasikmalaya. Materi pelatihan disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Materi meliputi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pembuatan dan pembacaan pola pakaian dinas lapangan, teknik pemotongan bahan, teknik menjahit dasar dan lanjutan, pembuatan komponen pakaian seperti kerah, lengan, dan saku, hingga proses finishing dan quality control.

Selama pelatihan, peserta difasilitasi dengan perlengkapan menjahit lengkap, bahan praktik, seragam pelatihan, serta konsumsi harian.

Sebagai penutup, seluruh peserta mengikuti Uji Kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP Tekstil dan Produk Tekstil Bandung. Ujian ini bertujuan untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai pengakuan resmi atas kemampuan peserta sesuai standar nasional industri tekstil dan garmen.

Sumber: