Disdik Kabupaten Bogor Sediakan Helpdesk SPMB 2025 Bagi Wali Murid

Disdik Kabupaten Bogor Sediakan Helpdesk SPMB 2025 Bagi Wali Murid

Antrean wali murid untuk penyesuaian SPMB di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor-Regi Pratasyah-Istimewa

RADAR JABAR - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor menyatakan, telah menyediakan helpdesk bagi wali murid yang mengalami kesulitan mendaftar ke sekolah lanjutan bagi anaknya ke SD maupun SMP Negeri.

Kini, wali murid perlu mendaftarkan anaknya melalui Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) secara online. SPMB di Kabupaten Bogor berlangsung mulai dari 1 hingga 9 Juli 2025.

Kasi Peserta Didik, Muchlis menjelaskan, meski pengumuman SPMB pada 9 Juli. Pihaknya tetap membuka layanan helpdesk sampai 12 Juli.

"Kita buat helpdesk itu sampai tanggal 12 Juli tapi kan pengumuman itu tanggal 9. Takutnya ada yang kurang jelas kurang apa bisa kita jelaskan," jelas dia, pada Kamis (3/7/2025).

Dia menyatakan, pihak Disdik Kabupaten Bogor telah siap membantu wali murid yang mengalami kesulitan mendaftar pada SPMB 2025.

"Tapi kalau diliat dari sisi disdik ya kita siap melayani aja memberikan bantuan ke orang tua yang kesulitan mendaftar," kata dia.

Sebelumnya, Disdik Kabupaten Bogor dipenuhi oleh kunjungan para wali murid yang mengalami kesulitan dalam SPMB 2025.

Salah satu Wali Murid asal Ciriung, Susi mengutarakan, SPMB kali ini dirasa terlalu mendadak karena dinilai kurangnya sosialisasi bagi orang tua. Bahkan, kata dia, sempat mengurus SPMB selama dua hari untuk dapat terselesaikan.

"Kayak yang ngedadak gitu, dari kemarin itu saya mondar mandir, dua hari saya beresin akhirnya bisa," kata Susi saat ditemui di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, pada Rabu (2/7/2025).

"Seharusnya dari dinas turun ke guru, dari guru turun ke orang tua. Wanti-wanti jauh-jauh hari, kasian yang lain kan domisli di sini KTPnya jauh jadi gimana gitu," sambung dia.

Kata dia, mengalami kesulitan dimulai karena Kartu Keluarga (KK). Ia mendengar dari orang lain, KK harus memiliki barcode untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah lanjutan.

Padahal, lanjutnya, dapat mengubah alamat pada server SPMB tersebut. Susi berpikir tidak ada perubahan data dan hanya membutuhkan KK yang sudah ada barcode saja.

 

BACA JUGA:Bupati Bogor Rudy Susmanto akan Berikan Beasiswa Bagi Calon Dokter hingga Perawat

 

"KK, saya kan dengar orang-orang katanya harus barcode, saya ubah enam bulan lalu saya bikin barcode. Padahal ubah daftar di sana, alamat di sana. Saya pikir sistemnya udah lebih bagus ga ada perubahan data cuman ada urusan biar ada barcode," katanya.

Bahkan, Susi mengira, server SPMB sudah canggi tetapi masih manual. Maka dari itu, dia perlu datang ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor untuk penyesuaian data.

"Ternyata, kirain udah canggih ternyata engga, masih manual. Jadi harus saya datangin biar dibenerin gitu," ucap dia.

Kemudian, dirinya juga merasa iba bagi wali murid lainnya yang dinilai masih gagap teknologi (gaptek) untuk melakukan SPMB.

"Cuman kalau orang tuanya gaptek-gaptek, cuman saya kan masih mending ya, masih bisa ngikutin ga terlalu gaptek banget. Kasian orang tua lain sampai nyerah," ucap dia.

Selaras dengan Susi, wali murid lain yakni Anton menyambangi kantor Disdik untuk mengurus SPMB guna keperluan kelanjutan sekolah anaknya.

Ia menutur, untuk melakukan reset akun karena username bagi anaknya tidak terdeteksi oleh server SPMB.

"Untuk registrasi ulang, reset akun, karena kita udah daftar online sendiri taunya ga daftar usernamenya itu kita harus registrasi ulang di sini," jelas Anton di Kantor Disdik.

Dia menjelaskan sudah mencoba ke Sekolah untuk mengatasi permasalah itu, tetapi pihak tersebut menyaranakan Anton agar diselesaikan di Kantor Disdik.

"Mungkin bisa jadi sistemnya (bermasalah), udah coba ke sekolah. Di sekolah ga bisa disuruh ke sini," jelas dia.

Ia menutur, baru pertama kali mendaftarkan anaknya menggunakan server SPMB.

"Saya baru ngalamin sekali, jadi belum tau mungkin kesulitannya itu aja waktu daftar malah ga dapet username. Kita harus ke sini ngurus usernamenya ," tutur dia.

Kendati begitu, permasalahn kedua wali murid tersebut yakni Susi dan Anton sudah dapat terselesaikan oleh pihak Disdik Kabupaten Bogor.

Sumber: