Unjuk Rasa Driver Ojol dan Seruan Off Bid, Driver Oji: Dapur Kita Semua Beda-beda

Driver Ojol, Oji (41) saat dimintai keterangan di Cibinong, pada Selasa (20/5/2025). Foto: Regi--
RADAR JABAR - Driver Ojek Online (Ojol) uang tergabung dalam asosiasi Garda Indonesia (Garda) menggelar unjuk rasa yang bertemakan "Aksi Akbar 2025".
Tujuan dari unjuk rasa tersebut, sebagai bentuk penolakan para driver perihal potongan dari aplikator yang dinilai terlalu besar dan skema tarif murah yang dinilai merugikan para driver.
Pada aksi tersebut, para peserta unjuk rasa menyerukan untuk off bid atau mematikan layanan lewat aplikasi secara massal sebagai bentuk protesnya.
Dibalik protes tersebut, menimbulkan respons yang berbeda dari driver lainnya. Salah satunya yakni, Oji pria berumur 41 tahun asal Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Sebenarnya, Oji mendukung unjuk rasa yang dilakukan oleh rekan-rekan driver di Jakarta. Bahkan, kata dia, unjuk rasa itu untuk kesejahteraan para driver online.
"Kalau kita sih ngedukung ya, namanya buat perbaikan kesejahteraan ojol, driver online, mau itu motor atau mobil," kata dia saat ditemui di Cibinong, pada Selasa (20/5/2025).
BACA JUGA:Sanusi Jemaah Calon Haji Asal Kabupaten Bogor Berumur 100 Tahun
BACA JUGA:Kolaborasi Pentahelix, Bupati Bandung Ajak Dunia Usaha Tangani Banjir Dayeuhkolot
Lanjutnya, pemerintah dan aplikator perlu mencari solusi soal potongan yang dinilai besar bagi para ojol dan skema tarif murah tersebut.
"Selama ini kan yang ada kita, mohon maaf dari salah satunya, kita narik satu susah nyari orderan, udah gitu potongannya gede," katanya.
"Itu cari solusinya dari pihak aplikator ojol, tolong dipertimbangkan lagi mengenai tarif," sambung dia.
Menurutnya, profesi menjadi driver ojol bukan untuk jalan-jalan semata. Melainkan untuk memenuhi kebutuhan rumah dan keluarga.
"Karena selama ini kan kita narik bukan buat jalan-jalan, narik juga pake bensin. Kalau tarifnya ga sesuai gimana mau dapur kita mau ngebul," jelas Oji.
Kendati begitu, ia menolak seruan untuk melakukan off bid atau mematikan layanan pada aplikasi. Dasarnya, kata Oji, kebutuhan rumah tiap orang berbeda-beda.
Sumber: