Serikat Guru Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran bagi Siswa, Ada Potensi Mubazir

Serikat Guru Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran bagi Siswa, Ada Potensi Mubazir

Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, 29 Februari 2024 lalu.-Sulthony Hasanuddin-ANTARA FOTO

Radar Jabar – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melontarkan kritik soal program makan siang gratis capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bagi siswa sekolah. Menurut Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti, program ini berpotensi mubazir saat anak menolak memakan makanan tersebut dengan beragam alasan.

 

“Dari hasil kajian Pisa pada Desember 2023), Indonesia tidak termasuk negara yang anak-anaknya mengalami kekurangan makan,” kata Retno dalam keterangannya, pada Senin 4 Februari 2024, dikutip dari JPNN.

 

Tidak hanya itu, orang tua juga dinilai lebih mengerti makanan favorit anak dan bisa memasak sendiri sehingga lebih bergizi, bersih, dan sehat.

 

Dia menjelaskan bahwa anak tentu sangat sulit menerima program makan siang gratis dengan menu yang disamaratakan dengan berbagai alasan. Mereka bisa menolak dengan alasan seperti tak suka, alergi makanan tertentu, dan lainnya.

 

BACA JUGA:Tanggapan Pertamina Soal Penghapusan Subsidi BBM Setelah Ada Program Makan Gratis

 

“Bisa-bisa maksi gratis itu tidak dimakan oleh anak, kemungkinan dibuang dan mubazirlah uang negara,” jelasnya.

 

FSGI juga menolak wacana penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk program makan siang gratis. Retno menyebut tak semua sekolah di Indonesia memeroleh BOS Afirmasi.

 

Selama ini BOS Afirmasi diberikan untuk sekolah-sekolah tertentu saja, seperti sekolah yang berada di wilayah tertinggal, walau tak ada di daerah tertinggal. Beberapa sekolah memang mendapatkan BOS Afirmasi, namun jumlahnya yang menerima dana tersebut hanya segelintir.

 

BACA JUGA:TKN Prabowo-Gibran Serius Realisasikan Program Makan Siang dan Susu Gratis

 

Besaran nomilan BOS juga umumnya puluhan juta saja, jarang yang hingga ratusan juta, dengan kisaran umumnya hanya sekitar Rp100 juta/tahun.

 

“Apakah anggaran sebesar itu cukup membiayai makan siang gratis selama satu tahun? Lalu, bagaimana dengan sekolah yang tidak mendapatkan BOS Afirmasi, akan menggunakan anggaran dari mana untuk makan siang gratis di sekolahnya?” kata dia, bertanya.

 

Dana BOS Reguler, kata Retno, masih minim saat ini. Jumlah dana BOS yang sekolah Kelola amat bergantung terhadap jumlah peserta didiknya. Semakin banyak peserta didik, kian besar jumlah bantuan yang lembaga pendidikan terima.

 

BACA JUGA:Subsidi Pertalite Akan Dihapus Jika Ada Program Makan Gratis? Begini Kata TKN Prabowo

 

“Begitupun sebalinya, makin sedikit jumlah peserta didik, maka makin kecil juga dana yang diterima. Selain itu, dana BOS yang selama ini dikelola sekolah juga masih perlu ditambah,” tuturnya.

 

Retno Listyarti memerinci saat ini dana BOS pada setiap jenjang pendidikan rata-rata besaran kisarannya adalah seperti berikut:

 

1. Jenjang PAUD senilai Rp700 ribu per anak per tahun.

 

2. Jenjang SD senilai Rp900 ribu per anak per tahun.

 

3. Jenjang SMP senilai Rp1,1 juta per anak per tahun.

 

4. Jenjang SMA senilai Rp1,5 juta per anak per tahun.

 

5. Jenjang SMK senilai Rp1,6 juta per anak per tahun.

 

6. Jenjang SLB senilai Rp3,5 juta per anak per tahun.

 

Sumber: JPNN.

Sumber: