Pj Gubernur Jabar Cari Solusi Optimal bagi Warga Terdampak Bencana Tanah Bergerak di Kabupaten Bandung Barat

Pj Gubernur Jabar Cari Solusi Optimal bagi Warga Terdampak Bencana Tanah Bergerak di Kabupaten Bandung Barat

Situasi bangunan roboh pasca pergerakan tanah tanggal 29 Februari 2024 di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (2/3)--ANTARA/HO-BPBD Jawa Barat

RADAR JABAR - Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, menyatakan bahwa upaya terbaik akan dilakukan untuk membantu warga yang terdampak bencana tanah bergerak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

"Terkait dengan relokasi atau apakah mereka boleh kembali, kita menunggu hasil asesmen dari BNPB, BMKG dan juga PVMBG. Besok hari Senin dari hasil itu dilihat apakah direlokasi atau tetap di sana tetapi tetap yang utama adalah keselamatan warga," ungkap Bey saat melakukan peninjauan di lokasi tersebut pada hari Sabtu (2/3).

Bey berharap hasil asesmen tersebut segera tersedia agar masyarakat dapat segera mendapatkan kepastian. Jika hasilnya memerlukan relokasi, Bey menyatakan siap berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk membantu proses tersebut.

BACA JUGA:Festival Sarung Majalaya 3rd Sukses Hadirkan Perancang Busana Internasional ke Majalaya

"Saya berkoordinasi dengan Kepala BNPB setelah hasil quick asesmen seperti apa akan memberikan bantuan juga ke masyarakat yang terdampak. Terutama kalau relokasi, BNPB akan membantu untuk membangun rumah," jelas Bey.

Saat melakukan peninjauan di Desa Cibedug dan Desa Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Bey menemukan bahwa pergerakan tanah di Desa Cibedug terjadi pada tanggal 19 Februari 2024, sementara pergeseran susulan terjadi pada 29 Februari 2024. 

BACA JUGA:Kapolresta Bandung Didoakan jadi Kapolri di Festival Sarung Majalaya 3rd

Di Desa Cibitung, Bey juga mencatat adanya pergerakan tanah yang hampir serupa. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, puluhan rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan, termasuk bangunan sekolah yang rusak dan jalan kampung yang retak, menyebabkan 192 warga mengungsi.

"Sejak ada tanda-tanda pergeseran (tanah) itu mereka (warga) sudah mengungsi jadi alhamdulillah tidak ada korban jiwa," tambahnya.

Bey mengapresiasi kesigapan masyarakat Desa Cibedug dan Desa Cibitung yang mengungsi setelah mendeteksi tanda-tanda akan terjadinya pergerakan tanah, sehingga tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

BACA JUGA:Mensos Risma Tidak Jadi Hadir di Festival Sarung Majalaya, Warga Kecewa

"Dan ini salah satu contoh bagaimana masyarakat sudah mengantisipasi jadi kesadaran akan terjadinya bencana dan sudah mau masyarakat itu bersama sama untuk mengamankan bahwa yang utama adalah keamanan yang penting masyarakat langsung mau untuk mengungsi setelah adanya tanda tanda akan terjadinya pergeseran tanah," ucap Bey.

Bey juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, mengingat BMKG memprediksi curah hujan tinggi hingga bulan Maret-April.

Sumber: antara