'Ma Tolong Ma' Pesan Bintang Balqis Maulana Sebelum Tewas Dikeroyok Santri Lain di Ponpes Al Hanifiyah Kediri

'Ma Tolong Ma' Pesan Bintang Balqis Maulana Sebelum Tewas Dikeroyok Santri Lain di Ponpes Al Hanifiyah Kediri

Pesan Bintang Balqis Maulana Sebelum Tewas Dikeroyok Santri Pesantren Al Hanifiyah-Ist-

4 Tersangka Pengeroyokan di Pesantren Al Hanifiyah Sudah Diamankan Polisi

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, korban meninggal dikarenakan tindakan pengeroyokan yang dilakukan oleh beberapa rekannya sesama santri.

Kepala Kepolisian Resor (Polres) Kediri Kota, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bramastyo Priaji, mengungkapkan bahwa peristiwa penganiayaan itu terjadi di area pesantren dan dilakukan oleh empat orang santri.

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut,” ujar Bramastyo di hadapan awak media, Senin (26/2). Keempat tersangka itu adalah MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

Kapolres menambahkan bahwa pengungkapan tersebut dilakukan setelah pihak keluarga korban melaporkan kejadian ke Polsek Glenmore, Banyuwangi, pada tanggal 24 Februari, yang kemudian diikuti dengan koordinasi ke Polres Kediri Kota.

Setelah koordinasi tersebut, pihak kepolisian melakukan penyelidikan di lokasi kejadian di Kediri dan memeriksa para saksi, yang kemudian mengakibatkan penetapan status tersangka terhadap keempat orang pada tanggal 25 Februari. Kapolres menjelaskan bahwa motif para tersangka adalah karena adanya kesalahpahaman yang menyebabkan mereka menganiaya korban.

“Tapi itu masih kita dalami lebih lanjut,” katanya.

Hal yang sama berlaku untuk laporan mengenai kemungkinan adanya luka bekas sundutan rokok, dimana penyelidikan masih berlanjut dan akan terus didalami.

BACA JUGA:Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Mewisuda 458 Santri Penghafal Qur'an

“Kita juga masih dalami keterangan saksi-saksi, termasuk saksi dokter yang menerima jenazah di Banyuwangi,” pungkas Kapolres.

Pesantren Al Hanifiyah menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya insiden penganiayaan tersebut. Mereka menyatakan bahwa laporan yang mereka terima dari pengurus pesantren hanya menyebutkan bahwa korban jatuh terpeleset di kamar mandi.

"Saya dikabari (kondisi) sudah meninggal. Dapat laporan itu karena jatuh terpeleset di kamar mandi,” ujar Fatihunada atau Gus Fatih, pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah di hadapan para awak media, Senin (26/2/2024).

Gus Fatih menyatakan bahwa setelah menerima kabar bahwa salah satu santrinya meninggal dunia pada Jumat (23/2/2024), dia segera berusaha untuk memulangkan jenazah ke Banyuwangi. Dia bahkan turut serta dalam proses pemulangan tersebut bersama dengan beberapa pengurus lainnya. Menurutnya, pada saat itu, dia tidak menyadari bahwa santrinya adalah korban penganiayaan.

"(perihal penganiayaan) tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya dugaan semacam itu. Lawong dari awal bilangnya terpeleset,” lanjutnya.

Sumber: