3 Bukti Kasus Pelecehan Seksual Tentara Israel Pada Tahanan Palestina, Bahkan Dilakukan Wanita
Bukti Kasus Pelecehan Seksual Tentara Israel Pada Tahanan Palestina Wanita dan Laki-Laki-Ist-
RADAR JABAR - Sebelumnya, telah kita bahas kekejaman tentara Zionis Israel mulai dari mencuri mayat warga Palestina untuk dijual organ-organ mereka, sampai memperlakukan tawanan secara tak manusiawi. Ternyata, ada satu kekejaman lain yang sempat menggegerkan dunia internasional.
Kasus pelecehan tahanan Palestina tidak hanya dilakukan oleh tentara pria terhadap tahanan wanita, tetapi juga oleh tentara wanita terhadap tahanan pria. Berbicara tentang Kasus pelecehan terhadap tawanan oleh Zionis Israel, memang tak akan pernah ada habisnya.
Mirisnya, kasus-kasus yang berbau pelecehan bukanlah peristiwa baru dalam beberapa bulan terakhir, melainkan sudah berlangsung dalam hitungan dekade.
Bukti Pelecehan yang Dilakukan Tentara Israel
1. Shabirin Amara
Bukti dari hal ini dapat dilihat pada tahun 2003, ketika seorang wanita Palestina bernama Shabirin Amara, dari Tepi Barat, mengaku bahwa saat dirinya ditahan dan ditempatkan di salah satu penjara Israel, hampir semua tahanan wanita mendapat pelecehan, termasuk dirinya.
BACA JUGA:Israel Gunakan PSK untuk Terapi Pengobatan Tentara Zionis yang Terluka
Sejak saat Shabirin ditangkap oleh tentara Zionis, ia harus menjalani kehidupan penjara selama 6 tahun secara terpaksa. Menurut pengakuannya, Pengadilan Tinggi Israel sengaja menunda persidangan untuk dirinya, padahal Shabirin merasa tidak memiliki kesalahan yang dapat menjebloskannya ke dalam jeruji besi. Setelah mendekam di dalam penjara, dari situlah Shabirin melihat betapa biadabnya perilaku Zionis Israel.
Menurut kesaksiannya, salah satu dari sekian banyak kebiadaban yang sering dialami adalah ketika pihak pengelola penjara berupaya menekan dan melecehkannya dengan segala cara. Shabirin menyatakan bahwa para tentara Zionis, bersama para prajurit wanita yang hendak melakukan pemeriksaan, mencoba menelanjanginya.
Sebagai seorang Muslim, tentu saja mereka menolak. Namun, setiap kali menolak, mereka dimasukkan ke sebuah sel sempit yang luasnya hanya beberapa meter, di mana mereka diperiksa tanpa mengenakan busana.
Selain Shabirin, pengalaman yang sama buruknya saat menjadi tahanan juga dialami oleh seorang wanita berusia 41 tahun bernama Dena Karmi bersama enam wanita lainnya.
2. Dena Karmi
Dena Karmi ditangkap pada Juli 2018 dari rumahnya di Tepi Barat Palestina karena diduga berpartisipasi dalam kegiatan sosial terkait Hamas di kota Hebron melalui Anadolu Agency.
Wanita ini menghabiskan 16 bulan di penjara Israel, dan ketika mengingat kembali pelecehan seksual mengerikan yang dialaminya, tubuhnya masih gemetar saat menceritakan masa-masa di mana petugas intelijen Israel menginterogasinya.
Menurut laporan ke Anadolu Agency, Dena mengaku pernah mengalami pelecehan seksual selama 2 hari di pusat interogasi ASKEL. Saat Dena menolak melepas pakaian yang menjadi salah satu syarat pemeriksaan, petugas sipir Israel tiba-tiba menyerangnya, merobek pakaian yang ia kenakan, dan melakukan penggeledahan yang lebih pantas disebut tindakan asusila.
Menurut Direktur sebuah organisasi pembela hak asasi tahanan bernama Sahar Francis, pelecehan seksual secara verbal juga menjadi bagian dari kejahatan terorganisir untuk melegalkan penghinaan dan penyiksaan terhadap semua tahanan Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.
Sumber: