Mengenal Lebih Jauh Iket Sunda, Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan!
Iket Sunda Identitas Masyarakat Sunda--Istimewa
Radar Jabar - Iket Sunda merupakan simbol identitas masyarakat Sunda dan juga aksesoris yang digunakan dikepala. Iket sunda ini biasa juga disebut sebagai totopong, iket sunda ini berbentuk bujur sangkar dan mendinginkan kepala dalam berbagai bentuk yang unik. Sunda memiliki beragam warisan budaya yang sangat melimpah. Kesenian, makanan, musik, hingga pakaian dan salah satunya adalah ikat kepala.
BACA JUGA: 5 Rumah Makan Khas Sunda Terbaik di Kota Bandung yang Wajib Anda Kunjungi!
Iket Sunda ini sangat identik dengan pakaian tradisional Sunda dan memiliki makna filosofis serta makna yang sangat mendalam. Iket Sunda sendiri ada beberapa macam jenis dan model bentuknya masing-masing. Artikel ini akan membahas tentang beragam model iket sunda dari masa lampau hingga masa kini.
1. IketBuhun
Iket Sunda jenis ini adalah model iket pada zaman dulu di wilayah Parahyangan. Iket Buhun terbagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
- Barangbang Semplak
-Julang Ngapak
- Parengkos Jengkol
- Parengkos Nangka
BACA JUGA: Menjaga Kearifan Lokal Sunda melalui Pelestarian Seni dan Budaya
2. Iket Kiwari
Iket satu ini memiliki bentuk yang hampir mirip dengan Iket Buhun, namun perbedaannya Iket Kiwari lebih menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta trend mode pakaian saat ini. Iket Kiwari juga terbagi menjadi bermacam jenis, diantaranya:
-Maung Leumpang
-Candra Sumirat
- Makuta Wangsa
- Praktis Parekos
- Batu Kincir
-Manca Putra
Unsur-Unsur dalam Iket
Iket Sunda bukan hanya hiasan sebatas kepala atau pelengkkap pakaian saja, namun dibalik sebuah iket tersebut terdapat beberapa unsur yang sangat penting dan juga penuh makna filosofis.
Dalam iket sunda, setiap unsur tersebut memiliki bentuk atau motif yang berbeda-beda. Iket Sunda terdiri dari 3 unsur penting, diantaranya adalah:
1. Halaman
Pager atau gugungan adalah sebuah garis pinggir atau pembatas yang memiliki motif dan gambar gunung serta garis yang berbentuk menyerupai pager.
2. Waruga
Waruga adalah motif yang biasanya disesuaikan dengan budaya setempat. Misalnya seperti motif burung, motif bunga, atau motif khas daerahnya masing-masing.
3.Modang
Modang merupakan garis persegi yang berada ditengah iket kepala tersebut, dan biasanya berwarna putih, merah, kuning, atau kuning kecoklatan.
Makna Iket Sunda
Dahulu kala, iket merupakan sebuah warisan turun temurun yang diberikan pada anak cucu keturunan Sunda. Maksudnya adalah untuk memberikan doa kepada anak mereka yang disimbolisasikan pada corak atau motif pada iket tersebut. Iket Sunda juga dikenal sebagai Opat Kalima Pancer yang dimana memiliki arti sebagai empat sisi atau segi empat yang menampilkan jati diri, filosofi ini diibaratkan jati diri yang ada di dalam diri manusia masing-masing dan memiliki lima elemen penting dalam kehidupan yaitu air, api, tanah, udara, serta diri.
BACA JUGA: Mengenal Kekayaan Budaya Sunda Bersama Anak-Anak: Melalui Seni Tari, Musik dan Wayang Golek
Selain menunjukkan kedudukan manusia itu sendiri, iket disini memiliki makna filosofis pada diri manusia itu sendiri, yaitu:
1. Api, merupakan sumber emosi, amarah, dan kekuatan. Maka setiap manusia harus mampu menahan emosi dan mengendalikan amarahnya.
2. Air, memiliki makna rendah hati dan selalu melihat apa yang berada di bawah kita.
3. Udara, memiliki arti terada namun tak terlihat yang berarti juga untuk memberikan atau menebarkan kebaikan hati pada setiap manusia atau sesama.
4. Tanah, berartikan asal muasal manusia diciptakan.
5. Diri, memiliki arti hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta.
Jadi dalam satu iket sunda memiliki banyak makna dan arti yang juga terdapat filosofinya masing-masing dari setiap motif atau gambar yang ada didalam iket itu sendiri.
Sementara untuk bentuk iket sunda memiliki maknanya masing-masing. Hal ini ditunjukan dengan ragam bentuk dan macam dari model iket Sunda. Dengan mengenal iket Sunda setidaknya kita dapat menemukan budaya asli tanah Pasundan ini dengan penuh kebanggan serta agar tidak menghilangkan jati diri masyarakat Sunda.
Sumber: