Indeks Literasi Digital Meningkat, Aktivitas Taman Baca: Jangan Lupakan Buku!
Ilustrasi: Seorang warga tengah melakukan aktivitas membaca melalui perangkat gawainya.-Akmal Firmansyah/Jabar Ekpres-
RADARJABAR,ID – Laju informasi yang cepat dan teknologi yang memudahkan zaman ini membuat Indeks Literasi Digital Indonesia meningkat menjadi 3, 54 point.
Sebagaimana yang dirilis oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan pada 2020 hanya memperoleh skor 3,46 poin dan tahun 2023 ini naik menjadi 3,54 poin naik 0,05 poin.
“Pada tahun 2020 Indonesia hanya memperoleh skor 3,46 poin, kemudian tahun 2021 naik menjadi 3,49 poin (naik 0,03 poin). Tahun ini, Indonesia berhasil naik 0,05 poin dari 3,49 menjadi 3,54 poin,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, dikutip dari siaran persnya, Rabu (01/2/23) lalu.
Pengukuran skor tersebut diukur menggunakan empat pilar yaitu kecakapan digital (digital skills), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture), dan saat ini posisi literasi digital masyarakat Indonesia berada di posisi sedang.
Sementara itu literasi digital di Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum di titik fokuskan sebagaimana yang dikatakan oleh penggiat literasi dan aktivitas Taman Baca Masyarakat (TBM) Bandung Barat, Wildan menyebut bahwa literasi digital di KBB hanya baru pada gerakan pelatihan-pelatihan saja belum diterapkan sepenuhnya di lingkungan pemerintah serta masyarakat.
“Selama ini belum ada titik fokus pada gerakan digital ini, padahal ini penting banget, tapi sementara baru gerakan pelatihan seperti latihan menulis guru-guru yang bekerjasama dengan Disdik KBB,” kata Wildan saat dihubungi, Senin (6/2/23).
Menurutnya, di zaman internet ini digitalisasi tidak bisa dihindari lagi dan seperti kawan zaman yang perlu dipahami.
“Literasi digital memang tidak lain, kita harus berteman dengan zaman sekarang kita harus bergelut dengan digital juga, kalau kita tidak bergelut dengan digital kita akan tertinggal zaman,” tutur Wildan
Salah satu fungsi dari literasi digital, kata Wildan, adalah melawan diss-informasi yakni seperti click-bait dan miss-informasi seperti berita hoaks yang saat ini beredar di internet. Dan hal tersebut menurutnya perlu peran sinergitas antara pemerintah dan komunitas.
“Melawan diss-informasi dan miss-informasi, kalau saya sendiri untuk menanggapi hal ini kita harus bergandengan tangan,” terangnya.
“ kita bersinergi pemerintah dan komunitas, terutama di bidang ekonomi, kesehatan dan lain-lainnya,” lanjut dia.
Kendati informasi dan ilmu pengetahuan sudah beredar dengan adanya internet, terang Wildan, kita tidak boleh melupakan buku.
“tapi kita jangan lupakan buku, digitalisasi itu perlu ilmu, salah satunya dengan membaca,” tuturnya.
Oleh karenanya digitalisasi itu harus dibarengi dengan pengetahuan agar banyak masyarakat semakin bijak menggunakan akses di internet.
Sumber: