Dilematis Petani Kopi Bumi Tegar Beriman

Dilematis Petani Kopi Bumi Tegar Beriman

ILUSTRASI: Barista saat membuka kopi dalam acara Festival Kopi Bogor di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis 10 November 2022 lalu. -Sandika Fadilah/Jabar Ekspres-

RADARJABAR.ID - Kabupaten Bogor menjadi daerah pertama sebagai produsen kopi robusta terbesar di Jawa Barat.

Kopi robusta dari Bumi Tegar Beriman ini memiliki rasa unik, mutu fisik yang relatif bagus, dan cita rasa fine.

Berdasarkan data statistik Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor menyumbang 40 persen dari total produksi kopi robusta di Jawa Barat.

Terdapat 6.089 hektar perkebunan kopi robusta rakyat, dengan jumlah petani kopi mencapai 28.935 orang. 

Adapun sentra produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor meliputi Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari, Cariu, Babakan Madang, Pamijahan, dan Megamendung.

Namun demikian, para petani kopi saat ini tengah kelimpungan. Lantaran pendapatan di sektor kopi kian tak menentu. Salah satunya di Kecamatan Sukamakmur.

Camat Sukamakmur, Bakri Hasan mengatakan banyak petani kopi yang memanen namun tidak sesuai dengan waktunya. Alhasil, membuat kualitas kopi mengalami penurunan. 

Untuk meminimalisir hal tersebut, Camat Bakri mengatakan pada 2023 bakal mengadakan pelatihan. Tujuannya, agar bisa lebih memanfaatkan potensi kopi. 

" Banyak kelompok tani yang tidak didukung dengan pembiayaan ketika belum panen. Akhirnya panen seadanya, belum waktunya sudah dipanen. Jadi kualitasnya kurang baik, "kata Bakri Hasan kepada Jabareskpres.com, Minggu (5/2). 

Bakri menyampaikan, pemuda-pemudi di kecamatan maupun desa akan diberikan edukasi mengenai kopi dan pengelolaan wisata. 

"Saya berkeinginan agar ada pelatihan untuk pengelola wisatanya. Jadi pengembangannya jadi gaet wisata, termasuk bagaimana pengenalan kopi Sukamakmur, "tambahnya.

Dia menjelaskan, perkebunan kopi di Sukamakmur sendiri terletak di enam desa diantaranya: Desa Sukawangi, Desa Wargajaya, Desa Sukmajaya, Desa Sukamulya, Desa Cibadak dan Desa Sukamakmur. 

"Keenam desa ini memiliki potensi untuk menanam kopi, karena wilayahnya berada di ketinggian yang cukup, "jelas dia.

Permasalahan lain dalam pengembangan kopi di wilayah yang memiliki seribu perbukitan itu. Yakni: banyaknya kopi hasil petani Sukamakmur yang dibawa keluar sehingga ciri khas nama sukamakmur sendiri menjadi hilang.

Sumber: petani kopi sukamakmur