Perajin Tahu Tempe Susul Naikkan Harga, Pemkot Bantu 'Ikhtiar' Surati Pusat
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat dimintai keterangan terkait perajin tempe dan tahu yang naikkan harga jual. di Balaikota Bandung, Kota Bandung, pada Selasa (18/10).- (Nizar/Jabar Ekspres)-
BANDUNG - Aksi mogok massal produksi dari para perajin tahu dan tempe, diketahui tidak jadi tergelar. Saat ini, para perajin tahu tempe lebih memilih untuk menyusul naikkan harga dagangan mereka.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, mewajarkan apabila para pedagang dan perajin tahu tempe memilih solusi dengan naikkan harga jual. Terlebih, subsidi yang diberikan pemerintah belum membantu.
"Ya, karena subsidinya juga Rp1.000 rupiah. (Padahal, red) kenaikan juga dari sekitar Rp7 ribu - Rp 8 ribu, jadi Rp13 ribu. Masih tinggi," ungkap Yana di Balaikota, Selasa (18/10).
Diketahui, untuk menstabilkan harga di pasaran, Kemendag telah mengeluarkan program Pemberian Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai di Tingkat Pengrajin Tahu dan Tempe.
"Kami berharap yang pasti jangan mogok, karena ini jenis pangan yang jadi favorit masyarakat. Ya kita berharap bisa kembali normal," tegasnya.
"InsyaAllah pemerintah kota berikhtiar menstabilkan harga kedelai, mungkin nanti kami akan bersurat ke pemerintah pusat, dan pihak-pihak yang berwenang," tandasnya.
Terpisah, Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe Jabar, M Zamaludin mengatakan, rencana menaikkan harga nantinya akan dilakukan, pada Kamis (20/10) mendatang.
Lantaran aksi mogok batal, pihaknya memilih solusi untuk susul naikkan harga tahu tempe. Harga kenaikan pun beragam, lanjutnya, mulai dari Rp 500 - Rp 1.000 per buah atau Rp 5.000 per papan.
"Meski kita mogok produksi, tetap tidak akan membuat harga kedelai stabil (turun). Sehingga, perajin membatalkan mogok produksi, namun tetap menaikkan harga tahu dan tempe untuk mencegah kerugian," ungkapnya.
Zamaludin menuturkan, rencana menaikkan harga tahu dan tempe itu dilakukan secara serentak. Namun dirinya tidak menampik, saat ini telah ada beberapa perajin yang menaikkan harga tahu dan tempe, terlebih dahulu.
"Karena harga kedelai sekarang Rp 13.300 per kilogram. Jadi, kerugian kita lumayan gede, Rp 200 sampai Rp 300 ribu, tergantung banyaknya produksi. Bahkan ada juga sampai jutaan (kerugian)," pungkasnya. (zar)
Sumber: