Pemprov Jabar Anggarkan Rp180 Miliar untuk Bantuan Pasca Kenaikan BBM.
Pembagian bansos kepada masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah. Foro. Deni Jabar ekspres.--
BANDUNG - Dalam menyikapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) telah anggarkan Total sebanyak Rp180 Miliar untuk bantuan bagi masyarkaat yang terdampak.
Dari total yang di anggarkan Pemprov Jabar sebanyak Rp180 Miliar itu, Rp80 Miliar diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jabar, sedang sisanya dari masing-masing daerah.
Anggaran tersebut, nantinya menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, akan dipakai untuk membantu masyarakat yang terdampak terhadap kenaikan harga BBM.
"Strategi dari Pak Presiden 2 persen dari dana transfer pusat itu harus dijadikan bantalan bansos. Nah Pemprov (Jabar) sudah ada anggaran sekitar Rp80 miliar untuk bansos, Rp30 (miliar) nya tunai, sisanya untuk fasilitas yang lain-lain," ucap Emil sapaan akrabnya Selasa (13/9).
Selain itu, Emil juga mengatakan bahwa seluruh daerah di Jawa Barat juga telah melakukan hal yang sama. Bahkan lanjut dia, rata-rata seluruhnya menganggarkan hingga Rp3 - 4 Miliar untuk membantu masyarakat.
"Kalau dikalikan 27 (Kabupaten Kota), itu total ada Rp180 an (Miliar). Dan itu dana dari Pemerintah Daerah akan dipakai selama 4 bulan untuk bansos BLT. Jadi intinya kita keluar dana," katanya
Sementara berdasarkan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan kenaikan inflasi, Emil menyebutkan bahwa Jawa Barat hanya di terlur saja.
Bahkan nantinya, agar pasokan telur lebih tersedia lagi di wilayah Jawa Barat, ia menambahkan bahwa Pemprov akan membeli telur yang berada diluar provinsi.
"Sudah diberi izin (oleh Presiden), pemprov akanbmembeli telur, ongkosnya ditanggung APBD, kemudian disalurkan. Sehingga dapat mengurangi biaya kemahalan dari sumber-sumber. Lain-lain terkendali, beras kita surklus jadi berita baik," imbuhnya
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan melakukan pantauan terlebih dahulu terhadap siklus bahan pokok pasca baiknya BBM.
"Karena ini masih aman sehingga, mungkin kita harus memecah permasalahan di tengah yaitu rantai pasok dengan harga yang ada di perjalanan itu," katanya di Pasar Baltos, Kota Bandung, Senin (12/9) kemarin.
(San).
Sumber: