Solihin GP Murka pada Pihak yang Mengklaim Aset Kebun Binatang Bandung: Tempeleng Saja

Solihin GP Murka pada Pihak yang Mengklaim Aset Kebun Binatang Bandung: Tempeleng Saja

Solihin GP saat mengunjungi Kebun Binatang Bandung, Rabu (10/8).-(Foto: Arvi Resvanty/Jabar Ekspres)-

Radarjabar.disway.id, BANDUNG - Mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus tokoh masyarakat, Solihin Gautama Purwanegara, bersama sang istri berkunjung ke Kebun Binatang Bandung.

Dia mengakui, sebelumnya dia merasa pesimis bahkan hendak marah ketika mau datang ke Kebun Binatang Bandung.

Namun, praduga itu berubah ketika dia dan sang istri masuk ke kawasan Kebun Binatang, Gubernur Jawa Barat periode 1970-1975 memberikan acungan jempol lantaran pengelola telah melakukan perawatan Kebun Binatang Bandung dengan baik.

"Ya, memang sempat kaget dengar kabar soal kebun binatang yang kurang mengenakan. Tapi, Alhamdulillah, secara manusiawi dan kesehatan hewannya ternyata bagus. Ini sebuah prestasi untuk Kebun Binatang Bandung karena tak gampang kelola ini," ujarnya kepada wartawan , Rabu (10/8).

Ketika disinggung adanya klaim oleh pihak lain terkait aset atas tempat wisata ini, Solihin GP merasa murka.

"(pihak) yang begitu mah cabokan (tempeleng) saja. Memangnya untuk apa mereka mengklaim? Apakah karena ada kemauan mengurus atau mau uangnya saja? Yang begitu, kan, hanya ingin buat kegaduhan. Saya minta masyarakat untuk menjaga Kebun Binatang" tegasnya.

“Binatang untuk berada disini (di Kebun Binatang Bandung) tidak gampang. Susah, asalnya, kan, bukan dari Indonesia. Binatang di sini ada juga yang dari Afrika dan di negara lainya. Saya tidak sanggup, untuk mendatangkan binatang-binatang, tapi pengurus yang sekarang bagus,” tandasnya.

Masih di tempat yang sama Panglima III Siliwangi, Mayjen Kunto Arief Wibowo, turut memberikan harapannya untuk twmpat wisata ini.

“Semoga bisa menjadi media edukasi dan cagar budaya. Kemudian juga di sini tempat membangun ekosistem lingkungan hidup,” harapnya.

Dia juga turut memberi tanggapan terkait polemik penyegelan tempat wisata ini.

Menurutnya, pihak yang mengklaim harus memiliki tujuan yang jelas. Klaim juga harus berorientasi pada niat meningkatkan persatuan.

“Kalau misalkan klaim ingin memiliki punya orang, menurut saya, jangan. Tapi, klaim dalam rangka untuk membangun kebersamaan dan persatuan. Kita mendingan satu konsep, Ini mungkin contoh persatuan ya, harus kita ambil bersama saja kelola,” katanya.*** (Arv)

Sumber: Jabar Ekspres