Paguyuban Asep Dunia dengan Ambisi yang Mendunia
Presiden Paguyuban Asep Dunia (PAD), Asep Ruslan (kiri) bersama Host Podcast Jabar Ekspres, Fattah Ali (kanan) di ruangan Podcast Jabar Ekspres, Sabtu (6/8).--
Pada 1 Agustus 2010, lahir sebuah organisasi yang ingin merangkul para penyandang nama Asep di seluruh dunia, yakni Paguyuban Asep (PA) atau yang sekarang berubah menjadi Paguyuban Asep Dunia (PAD).
Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.
Pengagas pertama ialah Asep Iwan Gunawan. Berangkat dari rasa penasaran, pada 2008, dirinya membuat sebuah laman grup di media sosial buatan Mark Zuckerberg. Nama grup tersebut: How Many Asep There Are in Facebook?
Tak dinyana, respon baik berdatangan. Pengguna Facebook dengan nama Asep mulai berjaring di media sosial itu, hingga akhirnya, sosok Asep lainnya berinisiatif membentuk sebuah organisasi ke-Asep-an.
Ide itu berasal dari sosok bernama Asep Kambali, seorang sejarawan yang didukung oleh para Asep lain. Di antaranya seperti Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep RS dan Asep Dudi saat mencanangkan pembentukan Paguyuban Asep (PA).
Lantas pada 1 Agustus 2010, lahir sebuah organisasi yang ingin merangkul para penyandang nama Asep di seluruh dunia, yakni Paguyuban Asep (PA) atau yang sekarang berubah menjadi Paguyuban Asep Dunia (PAD).
Presiden atau Ketua Umum PAD, Asep Ruslan menceritakan, gerakan sosial ini bertujuan mempertemukan para pemilik Asep. Tak main-main, merangkul mereka dari seluruh dunia.
"Untuk bersilaturahmi dan mengaktualisasikan diri secara konkrit agar berdaya. Dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," jelas Asep Ruslan kepada Jabar Ekspres, kemarin.
Slogan SALAM TAKAKI alias Ti Asep Ku Asep Keur Indonesia (dari Asep, oleh Asep, untuk Indonesia) menjadi slogan organisasinya di mana, kata Asep Ruslan, menjadi slogan perjuangan mereka. Atas dasar slogan ini, PAD dalam pelaksanaannya perlu usaha dan tekad yang sungguh-sungguh.
Kendati mengacu dan perpatokan pada nama Asep. Organisasi tidak berupaya untuk mengekslusifitaskan nama tersebut. Melainkan lantaran para orang tua masa sekarang, sudah jarang memberi nama anaknya “Asep”.
"Untuk itu nama ‘Asep’ perlu dilestarikan. Karena tidak saja identik dengan nama orang Indonesia, tetapi juga menunjukkan identitas suku Sunda," terang Asep Ruslan.
PAD lantas hadir dan berkomitmen untuk terus melestarikannya, nama Asep. Di antaranya sebagai wujud nyata kepedulian mereka terhadap pelestarian kebudayaan Sunda.
"Nama Asep, khas Indonesia. (Banyak) berasal dari suku Sunda. Ibarat pelangi, jika hanya satu warna, pelangi itu takkan indah," imbuhnya.
Sumber: Jabar Ekspres