Miris, Puluhan Anak SD Bertaruh Nyawa Menyeberangi Sungai untuk ke Sekolah

Miris, Puluhan Anak SD Bertaruh Nyawa Menyeberangi Sungai untuk ke Sekolah

puluhan anak SD yang berjalan kaki mneyebrangi aliran sungai Ciujung di Cianjur Selatan.--

Selama empat tahun terakhir, ada pemandangan yang kurang menyenangkan dari Sungai Ciujung di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu di wilayah Cianjur selatan. Puluhan anak SD setiap pagi terlihat berjalan kaki menyebrangi aliran sungai. Dengan tangan kanan menenteng sepatu dan tangan kiri memegangi roknya agar tidak basah terkena air sungai hingga ke sekolah.

Mereka mengaku terpaksa melakukan hal tersbeut, karena tidak ada akses jalan lain atau jembatan penghubung untuk sampai kesekolahnya. Hal ini sangat membahayakan apabila sungai meluap.

Aksi nekat tersebut dilakukan puluhan siswa SDN Padawaras, di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur. Para siswa terpaksa menerobos air sungai yang kerap meluap.

Tidak adanya akses jalan lain memaksa anak-anak di desa tersebut untuk mengalahkan rasa takut dan bertaruh nyawa demi menuntut ilmu. Para siswa harus melintas Sungai Ciujung dengan jarak sekitar 100 meter dengan air yang cukup deras.

“Setiap hari anak-anak harus menyeberangi sungai. Karena lokasi sekolah beda kecamatan,” kata Salah seorang Guru SDN Padawaras, Eyep (48), Sabtu (30/7).

Meski ada rakit (perahu), namun tak sedikit anak anak memilih melintas dengan berjalan menyeberangi sungai. “Kalau musim hujan turun kasihan sama anak-anak, karena air sungai sering meluap banjir, sehingga banyak anak-anak yang tidak masuk sekolah, karena tidak ada jalan lagi,” terangnya.

Menurutnya, sejak tahun 2018 jembatan gantung sebagai akses satu-satunya warga yang menghubungkan antar kecamatan, yakni Kecamatan Cikadu, Kecamatan Cidaun dan Kecamatan Naringgul, hanyut akibat diterjang banjir bandang.

Namun, sejak jembatan tersebut roboh, hingga saat ini belum ada pembangunan baru, baik dari Pemkab maupun Provinsi.

“Kami berharap kepada pemerintah baik daerah, provinsi dan pusat tolong bantu kami, bangun kembali jembatan ini, karena kami dan warga lainya juga anak sekolah sangat membutuhkan jembatan gantung yang permanen,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Wahyu mengatakan telah beberapa kali mengajukan pembangunan jembatan gantung baru, baik ke pemerintah daerah maupun Pemprov. Namun, hingga saat ini tidak pernah ada realisasinya.

“Semenjak jembatan gantung hanyut terbawa arus sungai pada tahun 2018, hingga sekarang ini belum ada pembangunan jembatan baru, sehingga warga kami sangat kesulitan karena tidak ada jembatan, setiap harinya harus naik rakit ada juga yang nekad menyebrang turun ke sungai,” ujarnya.

Kata dia, jika pembangunan mengandalkan Anggaran Dana Desa (ADD) tidak akan mampu membangun jembatan gantung baru. Sebab, anggaran yang dibutuhkan mencapai ratusan juta.

“Saat ini warga kami dan warga lainya juga sangat kesulitan terutama dari segi ekonomi terhambat, karena tidak adanya akses jembatan untuk menjual hasil bumi,” pungkasnya.(cje)

 

Sumber: