PPDB Kota Bogor Sukses, Yang Kurang Sekolahnya
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi-(Foto: Yudha Prananda/Jabar Ekspres)-
Radarjabar.disway.id, BOGOR - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah usai. Di Kota Bogor, pelaksanaannya berjalan lancar, alias sukses. Namun, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menyebut hanya terganjal kuota yang terbatas.
Pasalnya jumlah gedung sekolah milik Pemkot Bogor tak sebanding dengan animo masyarakat yang mendaftar ke sekolah negeri.
Hal itu menjadi bahan evaluasi pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi mengatakan pihaknya berencana menambah Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru khususnya didua wilayah. Yakni, di Kecamatan Bogor Timur dan Bogor Utara.
Dia menjelaskan, pada PPDB tahun 2022 ini pihaknya mengevaluasi pada penerapan sistem zonasi. Ditahun sebelumnya pada zona 1, 2 dan 3 tidak ada kuota persentase. Sehingga berdampak kepada membludaknya calon peserta didik yang memilih sekolah favorit.
Dalam arti, diberikan persentase sesuai zonasinya dan zonasi 1 tentu lebih tinggi. Untuk zona 2, 3 dan 4 lebih minim peminat.
Sedangkan, untuk tahun ini kebijakan zonasi diterapkan kuota persentase. Hal itu dinilai efektif untuk mengantisipasi padatnya kuota pemilih di sekolah tertentu.
"Zona 1,2 dan 3 diterapkan kuota persentase. Tujuannya apa diberikan persentase ini? Tujuannya untuk memberikan azas keadilan bagi masyarakat yang selama ini di zona 4, pasti tidak sama sekali dapat," ungkap Hanafi didampingi Sekdisdik Kota Bogor Dani Rahardian dan Kabid SMP, Yosep Berliana, Kamis (21/7).
Disdik mencatat 14 ribu lebih pendaftar pada dua tahap PPDB tahun 2022. Hal itu tak sebanding dengan daya tampung sekolah. Alhasil, yang diterima hanya 5.600 peserta didik.
"Sehingga tentunya terbatas, sama halnya dengan tahun lalu. Sehingga kami evaluasi PPDB tahun ini pun, tidak juga bisa memuaskan semua pihak. Tapi, paling tidak kami lakukan evaluasi secara terus menerus. Karena, rasio yang daftar dengan yang diterima jauh sekali. Sedangkan sekolah SMP di Kota Bogor itu terbatas," jelasnya.
"Evaluasi itu merupakan langkah jangka pendek, jangka panjangnya kami akan menambah sekolah di titik-titik yang notabene masyarakat kita yang merasa tipis berkesempatan masuk negeri," tambah Hanafi.
Hal itu yang menjadi dasar akan rencana penambahan di dua wilayah tersebut.
Hanafi menimbang, jika menilisik atas pengalaman tiap tahun, efisiennya Pemkot Bogor memiliki 30 SMP untuk mencover itu semua.
Walaupun saat ini, Pemkot Bogor tengah berupaya membangun sekolah satu atap (Satap) di wilayah Tanah Sareal, yang pengerjaan sudah memasuki tahap tiga dalam tiga tahun ini.
"Semoga tahun ke empat selesai tahun 2023 selesai dan tahun 2024 bisa digunakan, paling tidak masyarakat yang disekitaran zona Tanah Sareal bisa sekolah SMP dan SD. Nantinya untuk SMP di sekolah satu atap menjadi SMP Negeri 21 dan SD Kencana. Yang lain saya akan melihat SD yang memungkinkan, seperti Bogor Timur ada beberapa sekolah yang dijadikan SMP nanti," harap Hanafi.
Sumber: Jabar Ekspres