Penerapan Beli BBM Subsidi Pakai Aplikasi MyPertamina, Masyarakat Nilai Kurang Efektif

Penerapan Beli BBM Subsidi Pakai Aplikasi MyPertamina, Masyarakat Nilai Kurang Efektif

Antrean panjang pengendara motor saat membeli BBM subsidi jenis Pertalite di SPBU Jalan Garut-Bandung, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.-(Foto: Yanuar/Jabar Ekspres)-

Radarjabar.disway.id, Bandung – Penerapan uji coba aturan baru dalam pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar mulai diberlakukan PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga.

Diketahui, uji coba aturan tersebut nantinya setiap pembelian BBM bersubsidi di berbagai SPBU, untuk Pertalite dan Solar harus menggunakan QR Code di aplikasi MyPertamina.

Aturan baru itu rencananya akan diberlakukan di beberapa kota dan kabupaten yang daerahnya termasuk dalam wilayah di lima provinsi sebagai uji coba.

Adapun lima provinsi yang dijadikan wilayah uji coba dalam penerapan aturan baru pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar adalah Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Sumatra Barat.

Terkait hal itu, tak sedikit pendapat dan opini dari berbagai kalangan masyarakat terhadap aturan baru pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar menggunakan QR Code di aplikasi MyPertamina.

Salah seorang konsumen SPBU Pertamina di Jalan Raya Garut-Bandung, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Esa Alfian (20) mengatakan, menurutnya aturan tersebut dinilai kurang efektif jika benar diterapkan.

"Kalau menurut saya, enggak bakalan bener (penerapannya). Karena ribet juga kalau harus sambil pegang hp, sambil buka tutup tangki," kata Esa kepada Jabar Ekspres, Jumat (1/6).

Pria yang merupakan warga Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung itu mengaku, dirinya sempat kesulitan membeli BBM jenis Pertalite karena perlu menggunakan aplikasi MyPertamina.

"Saya biasa suka beli pakai jerigen Rp120 ribu (rupiah). Ini mau beli jadi enggak bisa, katanya harus pake aplikasi MyPertamina, itu juga dibatas paling banyak beli Rp20 ribu (rupiah)," ujar Esa.

"Saya pribadi merasa keberatan kalau benar nantinya pakai aplikasi (MyPertamina). Selain kurang efektif, malah bisa jadi bikin antrean pom bensin makin panjang dan lama," lanjutnya.

Sementara itu di tempat berbeda hal senada diungkapkan pengendara motor usai membeli BBM jenis Pertalite di Jalan Raya Cicalengka, Agung Taruna (38).

Pria bertubuh tegap warga Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung itu berujar, penerapan aturan uji coba pembelian BBM bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina dinilai menyusahkan masyarakat kalangan menengah.

"Gak semua punya hp (gawai), kalaupun punya belum tentu support (perangkat gawainya mendukung) atau enggak ada kuota karena internetnya cuma pakai WiFi di rumah," ucap Agung kepada Jabar Ekspres.

Menurutnya, di samping mempersulit dalam proses pembelian BBM bersubsidi, penerapan aturan menggunakan aplikasi MyPertamina hanya akan menimbulkan kemacetan di SPBU.

Sumber: Jabar Ekspres