Lolos Seleksi, Dua Siswa SMP Kota Bogor Diberangkatkan ke SMA Kebangsaan Lampung Selatan

Lolos Seleksi, Dua Siswa SMP Kota Bogor Diberangkatkan ke SMA Kebangsaan Lampung Selatan

Wali Kota Bogor Bima Arya dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi mempersiapkan Dua Siswa yang akan melanjutkan pendidikan di SMA Kebangsaan Lampung Selatan.-Yudha Prananda-

BOGOR - Dua Siswa SMP asal Kota Bogor akan melanjutkan sekolahnya di SMA Kebangsaan Lampung Selatan pada awal semester baru (18/7) mendatang. Mereka adalah Fardan, siswa SMP Negeri 8 yang mendapatkan beasiswa full selama tiga tahun di SMA Kebangsaan dan Fitriani, siswi SMP Insan Kamil dengan jalur biaya mandiri.

Sebelumnya, SMA Kebangsaan Lampung Selatan mencari bibit unggul ke daerah-daerah di Indonesia. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, SMA Kebangsaan melakukan sosialisasi di sepuluh SMP, lima SMP Negeri dan lima SMP Swasta pilihan Disdik.

Hasil sosialisasi dan seleksi mulai dari tes akademik, psikotes dan wawancara ada delapan siswa yang lolos dengan nilai di atas rata-rata alias mengungguli daerah lainnya. Namun dari delapan siswa, hanya dua siswa yang mendapat izin orang tuanya bersekolah di SMA Kebangsaan Lampung Selatan.

"SMA kebangsaan ini SMA asrama. Kami mendukung niat SMA Kebangsaan karena sekolah ini dapat mencetak generasi unggul," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi di Balai Kota Bogor, Senin (27/6).

Hanafi menjelaskan, para siswa di SMA Kebangsaan akan dididik sembari diarahkan ke depan ingin menjadi apa. Nantinya para siswa akan diarahkan sesuai minatnya. Misalnya ingin kuliah ke luar negeri nanti ada kelas khusus. Kalau mau masuk tentara, polisi atau mau masuk PTN akan dibimbing sejak awal.

"Sekolah ini memberikan pemahaman kepada siswanya untuk meraih sesuatu perlu persiapan. Persiapan ini didukung sekolah, jadi ke depan potensi mereka lebih kuat," ungkapnya.

Hanafi mengaku, ia bersama Wali Kota Bogor sudah melihat langsung SMA Kebangsaan beberapa waktu lalu. Pihaknya akan terus memonitor, membantu dan memotivasi dua anak ini untuk beradaptasi di sekolah asrama.

Apalagi pada saat ajaran baru, ada masa basis atau pendidikan dasar selama tiga bulan dan tidak boleh berkomunikasi dengan orang tua.

"Sekolah asrama seperti ini untuk mencetak anak SMA berdisiplin tinggi. Karena selama 24 jam diatur lembaga, berbeda dengan sekolah umum, ketika sekolah menjadi tanggung jawab guru dan di luar sekolah tanggung jawab orangtua," tandasnya. (yud)

Sumber: