Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban Merosot

Imbas PMK, Penjualan Hewan Kurban Merosot

Pedagang Hewan Ternak Utang Herman (63) tengah memberi makan ternak miliknya di lokasi penjualannya di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, Kamis (23/6).-Deni Armansyah/Jabar Ekspres-

BANDUNG - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang semakin merebak di hampir seluruh wilayah di Indonesia berdampak pada merosotnya penjualan hewan kurban.

Salah satunya adalah Utang Herman. Pria berusia 63 Tahun ini mengaku mengalami kemerosotan penjualan yang drastis sejak menyebarnya wabah PMK di Kota Bandung.

“Biasanya 20 hari menjelang lebaran haji itu sudah habis terjual 30-40 ekor, lah sekarang mah baru dua ekor. Padahal bapak jualnya domba-domba yang sehat-sehar, semuanya juga dari Bandung, Majalaya sama Ciparay,” ujarnya kepada Jabar Ekspres di lokasi penjualan ternak hewan miliknya di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Cinambo, Kamis (23/6).

Herman mengatakan, bahwa penurunan penjualan baru terjadi tahun ini. Sementara itu saat pandemi, penjualan hewan kurban justru mengalami lonjakan yang signifikan. Saat pandemi, dia mengaku dapat menjual hingga 104 ekor dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp6 juta.

“Jauh banget (bedanya). Walaupun kemarin corona, kemarin itu habis 104 ekor, bagus (penjualannya). Kalau sekarang mungkin ada pengaruh lihat dari tv, jadi takut beli,” bebernya.

Padahal, Herman mengaku selalu memastikan bahwa hewan ternaknya dalam kondisi sehat, mulai dari memberikan vitamin, memastikan kecukupan makanan dan pemeriksaan rutin.

“Disembuhin disuntik, dikasih obat. Kemarin sudah diperiksa sehat semua. Bapak gak mau ada yang sakit nanti rugi kan ya. Kalau ada yang sakit bapak cepat-cepat panggil mantri, tapi ga ada yang sakit sampe sekarang,” tutur Herman.

Dia berharap masyarakat dapat menyadari bahwa PMK hanya menjangkit beberapa persen dari total hewan kurban. Dia juga mengajak masyarakat untuk memastikan langsung kondisi hewan kurban demi memberikan jaminan kondisi dan kesehatan hewan kurban.

“Semoga yang mau kurban banyak lagi, biar peternak juga bisa maju, bisa sedikit-sedikit cari nafkah. Masyarakat yang ingin membeli juga silahkan datang langsung untuk lihat kondisi hewannya, kalau di sini Insya Allah sehat-sehat semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung mulai melakukan sidak setelah hari ini resmi dilepas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung. Tim pemeriksa hewan segera memantau lokasi penjualan hewan ternak di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung.

Petugas Pemeriksa Ante Mortem Hewan Kurban DKPP Kota Bandung Nanang Rusman memaparkan, selain melakukan pendataan, tim juga melakukan pemeriksaan kondisi hewan, mulai dari suhu tubuh, kesehatan mulut, mata, telinga, kuku, dan panca indra lainnya.

“Seluruh data akan langsung di input ke aplikasi e-Selamat, dimana masyarakat dapat melihat data hewan ternak yang akan dibeli, mulai dari nama penjual, jenis hewan, lokasi lapak, tanggal pemeriksaan, usia hewan, kondisi badan, status, ketersediaan SKKH, foto atau gambar hewannya, melalui barcode yang kita kasih,” ujarnya kepada Jabar Ekspres di Jalan Soekarno-Hatta, Kamis (23/6).

Aplikasi e-Selamat tersebut dapat diunduh oleh masyarakat secara gratis melalui Play Store, untuk menjamin kesehatan hewan ternak yang hendak dibeli.

Barcode ini kita berikan satu barcode satu hewan, jadi bukan perwakilan. Kita juga pastikan pemeriksaannya menyeluruh begitu juga data, karena ini langsung terhubung dengan sistem,” tuturnya. (arv)

Sumber: