Satgas Covid-19 Beri Klarifikasi Terkait Membludaknya Penonton di GBLA Hingga Berujung Korban Jiwa

Satgas Covid-19 Beri Klarifikasi Terkait Membludaknya Penonton di GBLA Hingga Berujung Korban Jiwa

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron. -Foto: Arvi/Jabar Ekspres-

BANDUNG - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron menekankan hingga saat ini belum ada perubahan atas aturan PPKM Level 1, baik durasi kunjungan maupun perizinan kapasitas penuh.

Dia menekankan,Pemkot Bandung masih berpedoman pada kebijakan dalam Peraturan Wali Kota Nomor 80 Tahun 2022 dan Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri) No 29 Tahun 2022 tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1 di wilayah Jawa dan Bali.

Kendati demikian, kegiatan-kegiatan yang berpotensi melibatkan banyak kerumunan dan menimbulkan kekhawatiran munculnya klaster baru penyebaran Covid-19 akan dilakukan pengurangan kapasitas maksimal menjadi 75 persen.

“Semacam kemarin di GBLA, kita tidak memberikan rekomendasi secara full. Tapi kita di bawah itu, kita kan kemarin hanya merekomendasikan 15.520 penonton dari kapasitas penuh, 40.000 orang kalau gak salah,” ujarnya saat dihubungi, Senin (20/6).

Dia mengakui, membludaknya penonton pada pertandingan antara Persib dan Persebaya yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Jumat (17/6) lalu merupakan kejadian yang tidak dapat terkontrol.

"Membludaknya penonton yang akhirnya berujung pada jatuhnya dua korban jiwa itu disebabkan banyaknya penonton yang tidak memiliki tiket, namun tetap memaksakan masuk," imbuh Asep.

“Nah ini kan lagi di evaluasi antara panpel, panitia kegiatan sama pihak kepolisian, karena kan yang namanya massa kan susah juga diaturnya,” sambungnya.

Masalah membludaknya penonton ini, tutur Asep, adalah insiden yang ada di luar prediksi pihaknya dan hal itu terjadi karena oknum yang tidak memiliki tiket datang berbondong-bondong.

"Saya rasa kalau yang datang punya tiket itu akan sesuai dengan hitungan, karena waktu kemarin kita rapat juga bahwa tiket yang dijual itu 15ribu tiket tadi saja,” terangnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan tidak ada yang dapat disalahkan atas insiden tersebut. Namun, dia meyakinkan saat ini Satgas Covid-19, kepolisian, maupun panitia pelaksana tengah melakukan kajian dan evaluasi lanjutan.

“Yang jelas, dibalik itu saya hanya bisa mengimbau bagi misalnya warga masuarakat tdk memiliki tiket lebih baik nonton dirumah lah di TV atau misalnya dengan keluarga itukan lebih aman kan dari segala hal,” kata dia.

“Tapi dari kejadian itu tetap dievaluasi, dan kami akan terus mengevaluasi event-event yang akan menimbulkan kerumunan atau juga ada kekhawatiran misalkan terjadi keributan dan sebagainya, itu pasti dibahas, itu ada pembahasan khusus dengan pihak polres, OPD terkait,” tegasnya.

Sebelumnya, Polda Jawa Barat (Jabar) melakukan evaluasi penyelenggaraan pertandingan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung pasca-dua bobotoh meninggal dunia diduga karena berdesak-desakan di pintu stadion. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Jadi memang pasca-kejadian kemarin kami melakukan evaluasi baik situasi yang ada, penyebab terjadinya kericuhan atau adanya korban. Namun, memang sampai sekarang masih mencari faktor penyebab kejadian itu lebih dulu," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo, Minggu (19/6). (arv)

Sumber: