Eril Memiliki Keturunan Wali dari Sunan Gunung Djati dan Prabu Siliwangi

Eril Memiliki Keturunan Wali dari Sunan Gunung Djati dan Prabu Siliwangi

BANDUNG - Ternyata, putra Ridwan Kamil, almarhum Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril adalah cicit dari Kh Muhyidin. Dari sini, garis silsilah terkait ke Sunan Gunung Jati, bahkan Prabu Siliwangi.

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil sempat menyinggung negeri para wali menjelang kepulangan almarhum putranya, Kang Emil.

Bila melihat silsilah, kabar Eril memiliki keturunan wali memang bukan isapan jempol belaka. Ia masih memiliki garis silsilah sampai ke Sunan Gunung Jati, bahkan Prabu Siliwangi.

Prabu Siliwangi adalah Raja Sunda atau Pakuan Pajajaran. Kakek dari para raja yang berkuasa di Banten dan Cirebon.

Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi adalah kakek dari Sunan Gunung Jati, lewat pernikahan dengan Nyi Mas Subang Larang yang melahirkan 3 anak.

Yakni, Pangeran Cakrabuana pendiri Cirebon. Rara Santang atau Syarifah Mudaim yang merupakan ibu dari Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati kemudian menjadi raja di Kesultanan Cirebon. Juga memiliki anak yang nantinya menjadi raja di Kesultanan Banten, yakni Maulana Hasanuddin.

Eril Keturunan Wali

Fakta Eril keturunan wali bukan sekadar mengait-ngaitkan. Sebab, memiliki silsilah dan garis nasab yang jelas. Terutama mengacu pada KH Muhyidin.

Sebagai informasi, KH Muhyidin adalah sosok pejuang kemerdekaan dari Kabupaten Subang, Jawa Barat. Juga pendiri Pondok Pesantren Pagelaran, Cisalak.

KH Muhyidin lahir pada tahun 1879 dan meninggal dunia di usia 94 tahun. Sedangkan Ridwan Kamil adalah cucunya.

Di kalangan sejarawan Jawa Barat, sosok KH Muhyidin cukup dikenal. Pasalnya, ia adalah salah satu pemimpin yang ikut serta melakukan penyerangan kepada sekutu di Bandung Utara pada masa penjajahan.

Muhyidin diketahui bergabung dengan organisasi Hizbullah. Ia menjadikan Pagelaran I (Tanjung Siang) sebagai markas pelatihan dan penggemblengan mental bagi para pejuang.

Bentuk perjuangan KH Muhyidin lainnya adalah ketika tentara Nederlands Indie Civil Administration (NICA) datang ke tanah air pada 1946, yang berniat merebut kembali NKRI.

Sumber: