Kopdes Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu, Membangun Harapan dan Kesejahteraan
Kopdes Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu, Membangun Harapan dan Kesejahteraan--Istimewa
RADAR JABAR - Di sebuah sudut Desa Aeng Batu-Batu, Kecamatan Cigasong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), semangat gotong royong yang mengakar kuat di desa itu kini tumbuh menjadi sebuah unit bisnis baru berbentuk Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. Koperasi ini bukan hanya muncul sebagai representasi antusiasme masyarakat terhadap komitmen pemerintah untuk membangun simpul perekonomian di desa melalui program Kopdes/ Kel Merah Putih.
Koperasi Desa Aeng Batu-Batu ini tidak hanya sekedar wadah ekonomi masyarakat, melainkan simbol harapan baru masyarakat desa untuk dapat menata kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Kehadiran koperasi ini seolah menjawab keresahan lama tentang mahalnya kebutuhan pokok, jauhnya akses layanan kesehatan, dan terbatasnya peluang usaha di pedesaan. Kini, semua bayang-bayang suram ini perlahan berubah.
Kisah perjalanan Koperasi Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu ini memang tergolong baru tetapi tidaklah muncul secara instan. Namun koperasi ini tumbuh dari nol di tengah keterbatasan masyarakat di desa ini. Namun berkat tekad kuat pengurus dan dukungan masyarakat, serta budaya gotong royong yang telah mendarah daging membuat langkah demi langkah pembentukan koperasi terwujud.
Dari Nol Hingga Beromzet Ratusan Juta Manajer Bisnis dan Operasional Koperasi Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu, Wahyudin Mapparetta menceritakan awal mula perjalanan panjang koperasi ini. Ia mengingat betul masa ketika pendirian koperasi masih dibayang-bayangi keterbatasan anggaran. Bermula dari obrolan beberapa orang di bawah pohon dan berbekal dari informasi terbatas dari media sosial terhadap isi pidato Presiden Prabowo usai dilantik yang menyebut soal ekonomi berbasis gotong royong berupa koperasi.
BACA JUGA:Ahmad Luthfi Minta Percepatan Relokasi dan Recovery Warga Korban Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
BACA JUGA:Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
Namun, Wahyudin mengatakan di awal pembentukan yang diawali dengan musyawarah desa, belum begitu banyak masyarakat yang tertarik apalagi melirik rencana ini. Beberapa waktu kemudian, berbekal komitmen yang tinggi dan dukungan dari pemerintah desa Aeng BatuBatu, perlahan - lahan simbol pendirian koperasi diwujudnyatakan dengan membangun Kantor Koperasi.
Dari sinilah warga masyarakat mulai melirik keseriusan pengurus dan perlahan jumlah anggota meningkat. “Kami memulai dengan mengajak masyarakat satu per satu untuk menanamkan uangnya dalam bentuk simpanan sukarela,” katanya. Dari situlah perlahan dana terkumpul untuk menjalankan roda koperasi.
Dengan bekal keberanian, koperasi ini kemudian didukung dana desa. Maka lahirlah gerai sembako, kantor KSP (Koperasi Simpan Pinjam) unit syariah, hingga klinik dan apotek desa. Semua dibangun agar manfaat langsung terasa oleh masyarakat. Hasilnya luar biasa, sejak launching pada Juli 2025, hanya dalam tiga hari operasional Koperasi Desa Aeng Batu-Batu mampu mencatat omzet Rp45–50 juta. Berbekal capaian ini, Pengurus sempat yakin akan mampu membukukan omset hingga Rp500 juta per bulan. Sayangnya, perjalanan tidak selalu mulus sesuai harapan dan ambisi.
Masalah distribusi bahan pokok yang dijual melalui Gerai Sembako sempat membuat roda usaha tersendat. Namun Wahyudin dan pengurus koperasi lainnya mensiasati dengan komunikasi intensif kepada pemasok sehingga hambatan itu perlahan bisa teratasi. Kini, gerai sembako telah mencatat omzet sekitar Rp400 juta. Selain Gerai Sembako, klinik kesehatan juga ternyata menjadi primadona bagi masyarakat desa. Karena posisinya dekat dengan rumah warga dengan layanan terjangkau, masyarakat desa memanfaatkannya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
BACA JUGA:Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia
BACA JUGA:Percepat Evakuasi Korban Longsor Cibeunying Cilacap, Pemprov Jateng Datangkan Tambahan Alat Berat
“Kami sudah buka tiga poli, yaitu poli umum, gigi, dan ibu-anak. Saat ini yang berjalan penuh baru dua, tapi insyaallah dengan dukungan bantuan peralatan, semuanya bisa optimal,” tambah Wahyudin dengan penuh keyakinan. Secara total Koperasi Merah Putih Desa Aeng Batu- Batu memiliki 10 gerai yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syariah, Gerai Sembako, Pangkalan Gas, Mandiri Agen, Agen Pos, Klinik Kesehatan, Apotek, Cafe Merah Putih, Gudang dan Toko Saprodi (Sarana, Prasarana, Alat Produksi).
Ke depan pengurus berencana menambah tiga unit bisnis baru yaitu Pabrik es karena dibutuhkan untuk hasil tangkapan perikanan oleh nelayan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) dan pengadaan kapal perikanan yang difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dengan potensi desa yang cukup lengkap yaitu laut, pantai, tambak, perkebunan, pertanian hingga peternakan akan dioptimalkan oleh koperasi sebagai aset agar mampu mendatangkan cuan bagi masyarakat.
Sumber: