Kemenag, Dinsos dan Rumah Yatim Kolaborasi Ciptakan Warga Bandung Mandiri

Kamis 06-11-2025,13:35 WIB
Reporter : Eneng Suryani
Editor : Eneng Suryani

RADAR JABAR - Inisiatif pengentasan kemiskinan di Kota Bandung kini dijalankan melalui pendekatan yang lebih berkelanjutan dengan menekankan dampak jangka panjang bagi masyarakat.

Program ini tidak lagi berfokus pada penyaluran bantuan langsung, melainkan diarahkan pada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan pemberian dukungan modal usaha, sehingga mampu menciptakan kemandirian ekonomi yang kuat dan berdaya saing.

Pelaksanaan kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung, Dinas Sosial (Dinsos), serta Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Rumah Yatim.

Program tersebut menargetkan masyarakat dari tiga kecamatan, yaitu Regol, Kiaracondong, dan Cibeunying Kaler, dengan total penerima manfaat sebanyak 30 orang yang diharapkan dapat mengembangkan potensi usaha produktif di lingkungannya.

Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Yorisa Sativa, mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini, dirinya menilai langkah tersebut menunjukkan perubahan paradigma dalam membantu masyarakat yang kurang mampu.

 

BACA JUGA:Kunjungi Kabupaten Bandung, Menko Muhaimin Apresiasi Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat Ponpes Al-Ittifaq

 

“Ini langkah maju karena tidak lagi sekadar memberi bantuan langsung seperti bansos, tapi memberdayakan masyarakat agar bisa mandiri. Dengan pelatihan yang sesuai kebutuhan dan potensi, penerima manfaat bisa meningkatkan kemampuan ekonomi mereka,” kata Yorisa di kantor Kemenag Kota Bandung, Kamis (6/11/2025).

Yorisa menambahkan, agar sasaran program tepat, seluruh pihak perlu berkoordinasi dengan Dinsos sebagai pemegang data masyarakat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang kini disebut DTSN. 

“Kami siap mendukung dan memastikan penerima manfaat betul-betul sesuai sasaran,” ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Kemenag Kota Bandung, Irwan Nurjaman, menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan keahlian dan potensi masing-masing penerima manfaat. 

“Prinsipnya, pemberdayaan umat ini dilakukan agar masyarakat yang semula di bawah dapat meningkatkan kemampuan dan taraf hidupnya,” ujarnya.

Selain pelatihan, kegiatan juga disertai pemberian bantuan alat kerja seperti kursi roda bagi penyandang disabilitas serta Al-Qur’an Braille untuk penyandang tunanetra.

Sedangkan, Direktur Utama Rumah Yatim, Nugroho Bejo Wismono, mengatakan pihaknya tidak hanya memberikan bantuan modal usaha, tetapi juga pendampingan intensif selama tiga tahun.

Kategori :