Kompensasi Tak Cukup Gantikan Penghasilan, Warga Terdampak Penataan TPA Sarimukti Minta Solusi Jangka Panjang

Kamis 17-07-2025,15:32 WIB
Reporter : Aziz
Editor : Cucun siti Maryam

RADAR JABAR - Sejumlah warung dan bangunan tempat tinggal warga disekitar kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai dibongkar.

Pembongkaran yang dilakukan tu, kini mulai berdampak langsung terhadap warga sekitar. Khusunya bagi warga yang terkena pembongkaran, terutama bagi para pemulung dan pemilik warung

Diketahui, sejumlah bangunan semi permanen, termasuk warung dan gubuk pemulung, dibongkar setelah kunjungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke lokasi TPA Sarimukti, padaSenin (14/7/2025) lalu.

Sebenarnya, warga terdampak diberikan kompensasi tunai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, namun mereka menilai kompensasi yang diberikan tidak sebanding dengan penghasilan yang hilang.

BACA JUGA:Resah Karena Kerap Berikan Pelayanan Buruk, Masyarakat Minta Direktur RSUD Cibabat Dicopot

BACA JUGA:Indahkan Imbauan DPRD Kabupaten Bandung, Proyek Pipanisasi SPAM di Ciparay Kembali Dilanjutkan

Salah satu warga yang terdampak adalah Saprudin (52), seorang pemulung yang juga mengelola warung kecil di pinggir jalan dekat gerbang TPA. Warung sekaligus rumah semi permanennya ikut dibongkar sebagai bagian dari penataan kawasan.

“Sebelum dibongkar, ada petugas yang survei. Esoknya Pak Gubernur datang dan bilang bangunan di pinggir jalan ini akan dibersihkan,” kata Saprudin saat ditemui di Kampung Ciherang, Kamis (17/7/2025).

Sebagai bentuk pengganti, Saprudin mengaku menerima kompensasi uang tunai sebesar Rp10 juta karena memiliki usaha warung. Sementara bangunan lain yang hanya berupa tempat istirahat pemulung, diberikan kompensasi sebesar Rp5 juta.

Meskipun bersyukur telah diberi ganti rugi, Saprudin menilai jumlah tersebut tidak cukup untuk menopang kebutuhan keluarga dalam jangka panjang.

“Kalau hanya mengandalkan dari mulung, sehari paling Rp20 ribu. Warung bisa bantu tambah Rp20 ribu lagi. Sekarang dua-duanya hilang. Saya dan istri terpaksa ngontrak di Cimeta, tapi saya sering tidur di rumah kerabat karena harus tetap mulung di sini,” ujarnya.

BACA JUGA:Resah Karena Kerap Berikan Pelayanan Buruk, Masyarakat Minta Direktur RSUD Cibabat Dicopot

BACA JUGA:Kolaborasi antara Diskominfo Kota Bandung dan PLN Icon Plus Hadir untuk Mewujudkan Kota yang Lebih Indah

Saprudin berharap pemerintah tidak hanya memberikan kompensasi sesaat, tetapi juga solusi jangka panjang bagi warga terdampak yang menggantungkan hidup di lingkungan TPA.

“Kalau uang habis, kami harus mulai dari nol lagi. Butuh tempat usaha, bukan hanya uang,” tambahnya.

Kategori :