RADAR JABAR DISWAY – Puluhan tahun lamanya warga Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus menggunakan rakit saat ingin keluar desa.
Hal tersebut terjadi karena Desa Karanganyar berada di seberang Waduk Saguling yang tak memiliki akses jalan darat dan selama puluhan taun tak pernah ada solusi dari pemerintah.
Desa yang memiliki luas 458,5 hektare itu dihuni oleh sekitar 8.000 jiwa yang tersebar di empat dusun. Berdasarkan data dari Pemdes Karanganyar, Dusun 01 (Cijigud) dan Dusun 04 (Bojonglangkap) terpisah dari pusat pemerintahan desa yang berada di Dusun 02 dan 03 oleh genangan air waduk besar milik PT PLN Indonesia Power.
Akibat tak memiliki akses jalan darat dan juga tak ada jembatan, akhirnya warga pun harus bergantung pada rakit tradisional saat akan beraktivitas.
BACA JUGA:26 Pelajar Bandung Barat Terjaring Operasi Jam Malam
Bahkan mereka tak jarang harus memakan waktu lama saat akan menyeberang untuk beraktivitas seperti mengantar anak ke sekolah, ke ladang, atau berdagang lantaran jumlah rakit yang tersedia sangat terbatas.
Tak hanya memakan waktu, warga pun harus selalu waspada akan risiko bahaya yang terjadi di saat menyebrangi waduk. Belum lagi mereka harus mengeluarkan biaya untuk menyeberang menggunakan rakit tersebut.
Nurjaman (47) bercerita bahwa setiap hari dirinya harus menunggu untuk menggunakan rakit saat akan berkebun dan mengantar anak sekolah.