BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, secara terbuka menyatakan bahwa sistem drainase di Kota Bandung masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Pengakuan ini disampaikan menyusul seringnya terjadi banjir di sejumlah lokasi akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kota Kembang.
“Karena cuaca ekstrem dan sarana prasarana drainase kita itu buruk sekali. Ketika banjir bandang terjadi, dari Setiabudi sampai ke Cipaganti itu pecah semuanya,” ujar Farhan kepada awak media, Jumat (23/5).
Menurutnya, kapasitas saluran air yang ada saat ini sudah tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat, terutama saat hujan deras. Namun diakui Farhan, upaya untuk menambah kapasitas sungai dan drainase juga tidak mudah, karena permukiman warga yang kian padat di bantaran sungai.
“Saya dalam posisi yang sangat dilematis. Menurut peraturan semuanya harusnya digusur. Tapi kan menggusur orang itu kayak kejam ya,” tambahnya.
Farhan mengaku saat ini baru bisa mengimbau warga untuk pindah dari bantaran sungai demi keselamatan bersama. Dirinya mengaku, hal ini sebagai langkah jangka panjang Pemkot Bandung guna menyelesaikan permasalahan banjir.
BACA JUGA:Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Bakal Gratiskan Pendidikan Siswa Miskin di Sekolah Swasta
BACA JUGA:Kasad Pimpin Upacara Penutupan Dikreg LXV Seskoad: 270 Pasis Siap jadi Pemimpin Masa Depan
Untuk jangka pendeknya, Pemkot Bandung terus mengoptimalkan mesin pompa guna mengurangi debit air dibeberapa wilayah yang dilewati aliran sungai.
“Solusinya sementara ya pakai pompa dulu, gak ada cara lain. Kita alihkan airnya pakai pompa. Tapi solusi jangka panjangnya ya satu: warga yang tinggal di pinggir sungai harus pindah,” tegasnya.
Lebih jauh, Ia juga menyoroti kondisi drainase dari kawasan Cihampelas hingga Cikapundung yang semakin sempit. Pembukaan saluran air di bagian atas justru dapat memperparah banjir di wilayah bawah.
"Solusinya jangka panjang mah. Saya minta yang di pinggir sungai. Pindah. Bener ini mah. Sebenarnya kalau mau saya gusur bisa, tapi kan menggusur orang itu bukan seperti mengusir hewan," pungkasnya.
Pernyataan Wali Kota ini menggarisbawahi kompleksitas penanganan banjir di Bandung, yang tidak hanya soal teknis, tetapi juga sosial dan kemanusiaan. Pemerintah kota pun kini dituntut mencari solusi komprehensif agar permasalahan ini tidak terus berulang setiap musim hujan. (Dam)