Mereka yang Terdampak Jebolan Tembok SDN Cipayung 01 Diduga Akibat Pengembang Perumahan

Senin 05-05-2025,13:41 WIB
Reporter : Fadillah Asriani
Editor : Fadillah Asriani

RADAR JABAR - Tembok SDN Cipayung 01 roboh diduga akibat kegiatan pengembang perumahan dari PT Dwi Agra Sejahtera.

Robohnya tembok sekolah itu tentu berdampak buruk bagi masyarakat sekitar. Awalnya, bagian belakang sekolah tersebut merupakan tempat bagi masyarakat untuk melakukan cocok tanam seperti singkong, ubi, dan pisang.

Bukan hanya itu, bagian belakang juga ditumbuhi oleh rumput ilalang dan pohon yang setinggi sekitar 3 meter. Penjaga kantin sekolah, Sri (62) mengatakan, pemerataan lahan itu sejak awal bulan Ramadan atau sejak Maret 2025 lalu.

Hasil dari pemerataan lahan itu menyebabkan banjir hingga memasuki area Sri untuk mencari nafkah.

"Pohonnya kecil kecil, semak-semak doang tapi kenapa setelah diratakan malah jadi banjir," kata Sri saat ditemui di SDN Cipayung 01, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Senin (5/5/2025).

Bukan hanya sekali, robohnya tembok dan dampak itu terdata oleh Sri dan teman sejawatnya yang sesama penjaga kantin.

Menurutnya, ketika terkena dampak dari robohnya tembok, Sri dan yang lainnya melakukan kerja bakti untuk membersihkan genangan air yang masuk ke kantin.

"Ada datanya, soalnya tiap jebol kita kesini, kerja bakti bersih-bersih itu terakhir malah ibu ini (air) sampe ngalir dari warungnya," kata dia.

"Lumpur sampai masuk, karena apa mereka kalau ga salah bikin kobakan dibelakang, jadi penampungan air itu dibelakang ini (kantin), sementara tanah mereka lebih tinggi," sambungnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat tiga kali jebolan tembok dan dua kali terdampak. Jebolan tembok pertama pada 9 Maret, kemudian pada 11 April mengalami kebanjiran.

Lalu, pada 16 April lalu, tembok kantin jebol, lalu 28 April kantin sekolah mengalami kebanjiran, dan 2 Mei tembok belakang sekolah jebol.

"Tadinya dibelakang ini ada pohon besar, sebelum ada jebol-jebol itu tapi di tebang smaa mereka gara-gara pohon ditebang ini jadi jebol, pohon rindang ada 3 pohon," ucap Sri.

Kemudian, salah satu warga yakni Rohmah (53) mengatakan, pada Jumat (2/5) menjelang malam dirinya mengaku takut melihat situasi banjir tersebut.

Dirinya yang sedang berjualan, melihat keadaan rumah sekitar sudah terendam akibat banjir yang diperkirakan setinggi mata kaki.

"Iya parah banget, sampai kaya Habel aja beterbangan saya mungutin hebel ditengah jalan, pada kebawa air," kata Rohmah.

"Dari belakang, dari proyek itu, masuk kedalam sini di jalan sini udah kaya kali, saya juga kena, kamar, dapur pada kena semua," sambung dia.

Ia melanjutkan, mendengar teriakan para warga seusai adzan maghrib berkumandang.

"Pada teriak-teriak pas Maghrib abis adzan. Iya sempet ada terikan pas kejadian," lanjutnya.

 

BACA JUGA:Pasar Ciluar Tata PKL Sesuai Instruksi Bupati Bogor, Ciluar Market Night Snack Resmi Dibuka

 

Dirinya berharap kepada Bupati Bogor agar banjir tidak terulang kembali ke masyarakat. Rohmah melanjutkan, warga sampai menangis akibat terdampak banjir dari aktifitas pengembang perumahan.

"Jangan ada banjir bandang begitu lagi, kasian lah warga sini apalagi orang tua kasian sampe nangis-nangis kerendem rumahnya. Jangan terulang lagi biar cepet bikin saluran air, itu yang pertama saluran air," jelas Rohmah.

Selain itu, Kepala Sekolah SDN Cipayung 01, Endin Saepudin mengungkapkan, material yang rusak akibat banjit tersebut.

"Pagar tembok sekolah bagian belakang, WC sekolah 10 lokal, gerbang besi depan dan belakang, mesin air jet pump, paving block, kursi dan meja 8 set, 3 unit pemadam kebakaran, dan lapangan upacara," ungkap Endin Saepudin.

Diketahui, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Achmad Maulana telah melakukan peninjauan setelah banjir yang diduga akibat aktifitas pengembang perumahan di belakang SDN Cipayung 01. Peninjauan itu dilakukan oleh Achmad pada Jumat (2/5) lalu.

Menurutnya, air dari banjir itu masuk hingga ke ruangan kelas dan bukan bagian luar sekolah saja.

Dia mengatakan, banjir itu akibat adanya kegiatan Cut and Fill yang kurang tepat oleh pihak PT Dwi Agra Sejahtera.

"Seharusnya mereka itu lihat kajian-kajian cut and fill banjir, bagaimana cara menata jalan drainase yang baik," ucapnya.

Bukan hanya berimbas ke sekolah, Achmad melanjutkan, sisa dari pembuangan air juga berdampak pada enam unit rumah warga.

"Baru ada korban enam unit rumah warga kebanjiran, saya minta bertanggung jawab dari pihak owner," tambahnya.

Lebih lanjut, Achmad meminta pihak Pemkab Bogor melakukan evaluasi kepada PT Dwi Agra Sejahtera

"Pemkab Bogor itu sudah mengeluarkan perizinan yang sesuai, tapi dari pihak perumahan ini harus mengikuti. Jadi, kalau mengikuti saran dari Pemkab Bogor ga akan seperti ini," jelas dia.

Kategori :