"Jadi kita pembekalan dari sini, harus tau dulu nih di Jepang mau kerja di Jeoang tuh budayanya kayak apa, kebiasaan masyarakatnya kayak gimana bahasanya kayak gimana," sambung Sofiyan berdasarkan informasi dari Iyus.
Pada 2007, Iyus mulai meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan sanak saudara dan keluarga, pemberangkatannya dibiayai penuh oleh salah satu perusahaan Jepang yang menerima Iyus bekerja.
Tahun 2013 dia kembali. Ia mulai bekerja dan menikah demi menyambung hidup di Negeri Seribu Pulau. Dirasa tidak cocok bekerja di Indonesia, kata Sofiyan sang kakak, akhirnya Iyus memutuskan kembali ke Jepang pada 2014 dengan berpindah-pindah kerja.
"Kalau untuk kerja di sini gitu ya, untuk karyawan mau sekeras gimana pun mau serajin apapun segitu-segitu aja dapetnya (penghasilan)," kata Sofiyan berdasarkan cerita dari adik pertamanya.
Menurut pria berumur 44 tahun itu, sebelum mencapai impian menjadi sopir profesional, dia pernah bekerja di Pelabuhan, Mal yang berada di wilayah Tokyo, dan kemudian pada sektor travel.
"Habis nikah disini, tahun 2014 dia ke Jepang lagi dia kerja disana di travel terus perusahaan lain," lanjutnya.
Iyus kerap kali bercerita kepada keluarga perihal kegiatan, budaya, kebiasaan masyarakat, dan hukum yang berlaku di negeri yang berada di asia timur itu.
Sofiyan melanjutkan, Iyus sedang menempuh pendidikan tinggi yang ada di Jepang, tapi ia tidak mengetahui universitas dan jurusan yang sedang ditekuni.