RADAR JABAR - Sepanjang tahapan Pilkada serentak 2024 di Provinsi Jawa Barat, Platform TikTok menjadi media yang paling banyak digunakan oleh oknum dalam menyebarkan ujaran kebencian dan hoax.
Hal tersebut disampaikan Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Barat Zacky M Zam Zam dalam sambutannya, di Media Gathering Bawaslu Jabar bertajuk Evaluasi dan Refleksi di Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis, 12 Desember 2024.
Dari 192 temuan hasil pengawasan siber, paparnya, ujaran kebencian di TikTok terjadi hingga 142 kasus. Sedangkan hoax di platform tersebut ada 36 temuan.
Sisanya, lanjut Zacky, di platform Instagram 12 kasus dan satu kasus di X untuk ujaran kebencian. Sedangkan hoax, terjadi di satu portal berita.
BACA JUGA:Rumah Elit di Bojongsoang Jadi Tempat Produksi Narkotika Digerebek, Polisi Ringkus Tiga Tersangka
BACA JUGA:Kantah Kota Bandung Serahkan Perjanjian Kerjasama ke Perwakilan Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandung
"Semua sudah direkomendasikan ke Komdigi," ujar Zacky.
Sementara akun ofisial peserta Pilkada serentak 2024 di Jabar lanjutnya, dari total 720 akun hingga tahapan penghitungan suara rampung, tidak ada temuan dari Bawaslu.
"Belum ada satu pun. Tapi kalau anonim, buzzer masih massif di media sosial," ujarnya.
Sedangkan terkait kegiatan gathering media ini, pihaknya membutuhkan masukan dari media massa di Jabar, sebagai pilar keempat demokrasi.
"Kami anggap forum ini penting, tidak hanya merefleksi, mengevaluasi kinerja Bawaslu dalam perspektif media. Tetapi juga meminta masukan yang bisa dikorelasikan, sehingga Bawaslu bisa semakin baik kinerjanya," imbuhnya.*** (ysp)