BACA JUGA:Hati-hati, Ini 10 Ciri Manusia Toxic yang Harus Dihindari
BACA JUGA:10 Ciri-Ciri Pacar yang Toxic yang Harus Kamu Sadari
Kemudian muncul pertanyaan: "Kalau begitu, apa sebenarnya kebahagiaan? Harus punya apa? Dan bagaimana mencapainya?"
Markus Aurelius, seorang filsuf Yunani, pernah mengatakan, "Hidup bahagia hanya membutuhkan sedikit. Semuanya ada di dalam dirimu, di cara berpikirmu." Dari beberapa buku yang saya baca tentang kebahagiaan, saya bisa menyimpulkan bahwa kebahagiaan adalah hasil dari menurunkan ekspektasi dan mensyukuri apa yang dimiliki.
Namun, ada satu hal yang perlu diwaspadai: jangan sampai cara berpikir ini membuat Anda terjebak dalam pola menghibur diri yang berujung pada kemalasan untuk berusaha. Faktanya, jauh lebih baik jika Anda bisa mensyukuri sesuatu sekaligus memiliki kehidupan yang tercukupi, daripada hanya menerima keadaan tanpa berusaha memperbaiki diri.
Saya tidak menyalahkan sikap mensyukuri hal-hal sederhana. Namun, jangan sampai sikap ini membuat Anda menutup diri terhadap realita, sehingga kehilangan motivasi untuk mencapai hal-hal yang lebih baik dalam hidup.
Jadi, itulah beberapa pola pikir yang menurut kami tidak sesuai dengan realita. Masih ada banyak pola pikir lainnya yang belum saya bahas di sini, tetapi setidaknya Anda sekarang memahami beberapa pola pikir yang sering menjadi penghalang bagi masyarakat kita untuk melihat dan mengambil peluang, seperti soal takdir dan uang.
Bagaimana menurut Anda? Apa lagi pola pikir di masyarakat kita yang tidak sesuai realita? Berikan juga argumen yang membuktikan bahwa pola pikir tersebut memang keliru.