Dedi memiliki harapan besar agar kehidupan para petani di Indonesia semakin sejahtera dan makmur. Menurutnya, salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memastikan bahwa gabah hasil panen petani dapat dibeli langsung oleh Bulog.
Pembelian ini harus dilakukan dengan menggunakan harga standar yang telah dihitung berdasarkan nilai produksi per kuintal gabah. Dengan demikian, petani tidak hanya mendapatkan harga yang layak, tetapi juga keuntungan yang cukup untuk mendukung kehidupan mereka.
Dedi menambahkan bahwa saat ini harga gabah per kuintal berada di kisaran Rp800 ribu. Namun, apabila kebijakan impor dilakukan secara masif, harga tersebut bisa turun drastis hingga mencapai Rp500 ribu per kuintal. Penurunan ini tentu akan sangat merugikan petani, mengingat biaya produksi yang harus mereka keluarkan.
Idealnya, kata Dedi, harga gabah per kuintal seharusnya berada pada angka Rp900 ribu agar petani dapat memperoleh keuntungan yang layak. Bahkan dengan harga tersebut, keuntungan yang diperoleh petani hanya berkisar antara 10 hingga 20 persen, yang sebenarnya masih cukup minim.
Tak hanya membeli, pemerintah melalui Bulog juga semestinya membangun gudang yang berstandar, agar menjaga kualitas beras bisa tahan lama. Sebab selama ini banyak gudang Bulog dalam kondisi kurang baik.
Selain itu, ke depan Dedi juga akan membuat kurikulum berbasis kultur sesuai dengan wilayah anak tersebut tinggal. Kurikulum tersebut bisa berbasis pertanian, peternakan, kelautan, pegunungan atau perkotaan.
"Contoh kecil saja anak-anak di desa kembali belajar memelihara 10 ekor bebek maka setiap hari bisa makan telur untuk memenuhi kebutuhan gizi," katanya.
Setelah selesai menanam padi organik, Dedi Mulyadi tidak langsung beristirahat. Ia melanjutkan aktivitasnya dengan menerima sejumlah tamu yang datang ke Lembur Pakuan, Subang. Para tamu ini hadir untuk memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Dedi dalam memenangkan pemilihan gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar).