RADAR JABAR - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menegaskan pentingnya menghentikan konflik di Ukraina. Ia berkomitmen untuk bekerja keras menyelesaikan masalah tersebut, sebagaimana disampaikannya dalam acara di America First Policy Institute, Mar-a-Lago Club, Florida, pada Kamis (14/11).
“Kami akan bekerja pada isu Timur Tengah, dan kami juga akan bekerja sangat keras terkait Rusia dan Ukraina. Ini harus dihentikan. (Konflik) Rusia dan Ukraina harus berakhir,” ujar Trump.
Meski demikian, Trump tidak membeberkan detail rencana penyelesaiannya. Laporan dari The Wall Street Journal menyebut tim Trump telah mengusulkan beberapa skema untuk menghentikan konflik Ukraina, tetapi belum ada yang disetujui.
Selama kampanye, Trump sering mengkritik pendekatan pemerintahan saat ini terhadap krisis tersebut. Ia bahkan mengklaim mampu mengakhiri konflik dalam waktu satu hari jika terpilih kembali.
BACA JUGA:AS Tegaskan Komitmen Cegah Iran Memiliki Senjata Nuklir
BACA JUGA:Menlu RI Bahas Penggunaan Inovasi dan Teknologi Digital dalam Pertemuan AMM APEC
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyampaikan beberapa usulan untuk penyelesaian damai, termasuk penghentian tembakan, penarikan pasukan Ukraina dari wilayah yang kini dianggap bagian Rusia, serta persyaratan lain seperti penolakan Kiev terhadap NATO dan penerapan status non-blok.
Namun, usulan ini tidak membuahkan hasil, terlebih setelah serangan Ukraina terhadap wilayah Kursk pada Agustus.
Pemilihan presiden AS pada 5 November lalu menetapkan Donald Trump dari Partai Republik sebagai pemenang. Kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, telah mengakui kekalahannya. Proses resmi pemilihan akan berlanjut hingga pelantikan presiden pada 20 Januari 2025.*