RADAR JABAR - Petugas telah menyiapkan tempat pengungsian untuk menampung sekitar 10.295 orang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang terjadi pada Senin pagi. Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Bambang Surya Putra, melaporkan bahwa sekitar 2.735 keluarga kini terdata terkena dampak erupsi tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur menyatakan bahwa sekolah-sekolah, seperti yang ada di Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, menjadi tempat pengungsian sementara. Di antara para pengungsi, sebanyak 816 orang dari Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen, dan Riang Rita di Kecamatan Ile Bura saat ini sedang dievakuasi ke sekolah tersebut.
Sebanyak 9.479 warga lainnya berasal dari Desa Pululera, Nawakote, Hokeng Jaya, Boru, dan Boru Kedang di Kecamatan Wulanggitang, serta Desa Konga, Kobasoma, Bokang, Wolomatang, dan Watowara di Kecamatan Titehena.
Laporan warga menyebutkan ada 10 orang meninggal dunia, termasuk delapan di antaranya dari Kecamatan Wulanggitang. Namun, BNPB belum mengeluarkan data resmi terkait jumlah korban dan tingkat kerusakan akibat erupsi karena petugas masih melakukan pendataan.
BACA JUGA:1.994 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Aksi Reuni 411 di Jakarta
BACA JUGA:Presiden Prabowo Akan Kumpulkan Pejabat Bahas Isu Lingkungan dan Kebersihan
Erupsi Gunung Lewotobi terjadi pada pukul 02.48 WITA dengan amplitudo 17 milimeter dan durasi sekitar tiga menit lima detik. Zona bahaya ditetapkan sejauh tujuh kilometer dari puncak gunung, dan status gunung pun meningkat ke level IV (Awas) menurut Badan Geologi Kementerian ESDM.
Badan Geologi juga melaporkan peningkatan signifikan aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi dalam beberapa pekan terakhir. Erupsi sebelumnya pada 1 November menghasilkan kolom setinggi 1.500-2.000 meter. Gempa dan pergerakan lava terekam di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Data citra satelit dan pengamatan drone menunjukkan tumpukan material lava yang bergerak lambat, dengan aliran lava terpantau sekitar 4,3 kilometer dari kawah.
Gempa vulkanik dalam dan dangkal pun meningkat, dengan 119 kali gempa vulkanik dalam dan 19 kali gempa dangkal hingga Sabtu (2/11). Aliran magma ke permukaan juga terindikasi dengan gempa frekuensi rendah yang masih tercatat.
Masyarakat di radius tujuh kilometer diimbau waspada terhadap potensi banjir lahar dingin di sungai-sungai berhulu dari Gunung Lewotobi, terutama jika terjadi hujan lebat di daerah seperti Desa Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo.