RADAR JABAR- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menghentikan sementara semua produk latiao dari peredaran untuk melindungi kesehatan masyarakat, menyusul terjadinya Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di beberapa lokasi.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengungkapkan dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Jumat bahwa mereka telah menerima laporan tentang keracunan akibat latiao, makanan olahan asal China, dari tujuh daerah, termasuk Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan. "Hasil pengujian laboratorium pada produk yang dicurigai menyebabkan KLBKP menunjukkan adanya indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus," kata Taruna yang dikutip dari laman Antara. Bakteri ini dapat menyebabkan gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah, sebagaimana dilaporkan oleh para korban. Saat ini, terdapat 73 produk latiao yang beredar, dan empat di antaranya terbukti mengandung bakteri tersebut. BPOM juga memeriksa fasilitas distribusi, seperti gudang importir dan distributor, dan menemukan bahwa mereka tidak mematuhi Cara Peredaran Pangan Olahan yang Baik (CperPOB). BACA JUGA:5 Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Sayuran, Bisa Keracunan? Sebagai langkah korektif, BPOM berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menghentikan penjualan latiao secara daring dan menarik serta memusnahkan produk-produk yang terkait dengan KLBKP. "Kami meminta agar importir segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan ini kepada Badan POM, dan kami akan terus memantau kepatuhan mereka," ujar Taruna Ikrar. Selain menghentikan sementara peredaran latiao, BPOM juga menangguhkan registrasi dan importasi produk tersebut sebagai langkah pencegahan sambil menyelidiki kasus lebih lanjut. BACA JUGA:7 Ciri-Ciri Keracunan Makanan dan Cara Mengobatinya Dalam kesempatan itu, Taruna Ikrar mengingatkan masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dan selalu memeriksa keamanan pangan sebelum dikonsumsi. Ia juga mengingatkan kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui agar menghindari konsumsi pangan olahan yang pedas, serta lebih mengutamakan pangan yang aman dan berkualitas. "BPOM akan terus meningkatkan pengawasan baik sebelum maupun setelah produk pangan beredar di masyarakat," ucap Taruna Ikrar.BPOM Menghentikan Peredaran Produk Latiao Sebagai Tanggapan Terhadap Kasus Keracunan
Sabtu 02-11-2024,12:37 WIB
Reporter : Fadillah Asriani
Editor : Fadillah Asriani
Kategori :
Terkait
Kamis 05-12-2024,16:37 WIB
Daftar 3 Produk Pinkflash yang Ditolak BPOM, Jangan Digunakan Lagi!
Kamis 05-12-2024,13:55 WIB
Inilah Daftar 55 Kosmetik Berbahaya yang Ditemukan BPOM, Hindari Segera!
Kamis 28-11-2024,20:40 WIB
BPOM Ungkap Temuan 55 Kosmetik Berbahaya Sepanjang November 2023 hingga Oktober 2024
Rabu 20-11-2024,09:05 WIB
Skincare Palsu Dibongkar Dokter Detektif, BPOM Cabut Izin Edar Produk DNA Salmon Richard Lee
Sabtu 02-11-2024,12:37 WIB
BPOM Menghentikan Peredaran Produk Latiao Sebagai Tanggapan Terhadap Kasus Keracunan
Terpopuler
Rabu 09-04-2025,17:59 WIB
Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor Kembangkan Tohaga Mart
Rabu 09-04-2025,09:09 WIB
Pemkot Bandung Sebut Sawah Terus Menyusut Akibat Alih Fungsi Lahan
Rabu 09-04-2025,14:57 WIB
Hasil BAC 2025: Tak Mampu Mengatasi Strategi Bertahan Lawannya, Sabar/Reza Tersingkir
Rabu 09-04-2025,11:51 WIB
Pemkab Karawang Data Warga Pendatang Baru usai Libur Lebaran 1446 H
Rabu 09-04-2025,16:40 WIB
Pasca Libur Lebaran 2025, Jumlah Penerimaan Pajak di Samsat Soreang Tembus Rp 1 Milliar
Terkini
Rabu 09-04-2025,17:59 WIB
Perumda Pasar Tohaga Kabupaten Bogor Kembangkan Tohaga Mart
Rabu 09-04-2025,16:40 WIB
Pasca Libur Lebaran 2025, Jumlah Penerimaan Pajak di Samsat Soreang Tembus Rp 1 Milliar
Rabu 09-04-2025,15:25 WIB
Kang DS Siap Sukseskan Program Presiden: Percepatan Pembentukan Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih
Rabu 09-04-2025,14:57 WIB