RADAR JABAR - Kami yakin bahwa terkadang kita terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga tidak menyadari bahwa ketimpangan ekonomi semakin hari semakin memburuk. Di satu sisi, banyak orang yang bekerja sangat keras, bahkan sampai mengorbankan waktu bersama keluarga, namun gaji mereka hanya cukup untuk bertahan hidup.
Sementara itu, ada juga orang yang pekerjaannya mungkin lebih santai, tetapi penghasilannya jauh lebih besar dibandingkan dengan mereka yang bekerja lebih keras.
Realitas seperti ini memang harus diterima dengan pahit karena tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama, baik itu dalam hal pendidikan, pekerjaan, maupun akses ke layanan kesehatan. Ketidakseimbangan ini menyebabkan sebagian masyarakat terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diatasi.
Jika kita melihat contoh di Jakarta, terdapat daerah yang dipenuhi gedung-gedung tinggi yang dihuni oleh pekerja kantoran atau pengusaha besar, namun di sisi lain, masih banyak orang yang hidup dalam kemiskinan di bangunan yang tidak terawat dengan lingkungan yang kumuh. Ini adalah salah satu bukti nyata ketimpangan ekonomi yang sangat parah.
Berdasarkan data Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,22 juta orang. Pendapatan harian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak lebih dari 18.000 rupiah, yang jelas sangat kecil.
Akibatnya, mereka yang memiliki kuasa lebih mudah memanfaatkan situasi ini untuk mengambil keuntungan dari kondisi masyarakat miskin. Contohnya, dalam dunia kerja, sering kita temui bagaimana banyak orang miskin dieksploitasi dengan upah yang rendah. Bahkan, terkadang mereka rela melakukan pekerjaan apapun, meskipun tuntutannya tidak manusiawi.
BACA JUGA:Sejarah Singapura dari Negara Miskin SDM Rendah Sampai jadi Macan Asia Tenggara
BACA JUGA:10 Kota Termiskin di Indonesia Pada 2024 Menurut Data BPS
Hal yang lebih memilukan adalah bahwa mereka sering kali terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yang justru memperburuk situasi mereka. Meskipun mereka telah bekerja keras, usaha tersebut terasa sia-sia karena sistem yang ada membuat mereka ketergantungan dan sulit keluar dari kemiskinan.
Alasan Orang Miskin Sering Dieksploitasi
Pertanyaan yang timbul adalah, mengapa orang miskin begitu rentan dieksploitasi? Dan mengapa mereka selalu menjadi target yang mudah bagi pihak yang ingin mengambil keuntungan dari situasi mereka? Kami akan membahas lebih lanjut mengapa orang miskin mudah dieksploitasi.
1. Keterbatasan pendidikan
Salah satu alasan mengapa banyak orang miskin mudah dieksploitasi adalah karena keterbatasan pendidikan, yang berujung pada ketidaktahuan. Seperti yang sering terjadi, orang-orang dari kelompok ekonomi rendah sulit mendapatkan akses pendidikan yang memadai.
Akibatnya, ketidaktahuan ini justru dipelihara oleh pihak tertentu agar mereka tidak memahami cara dunia bekerja dan tidak mengetahui hak-hak yang seharusnya mereka miliki.
Salah satu contoh nyata dari eksploitasi orang miskin ini adalah banyaknya situs di internet yang menjual foto orang-orang miskin untuk keperluan komersial. Bahkan, foto-foto tersebut dijual seharga puluhan dolar per gambar.
Yang lebih memprihatinkan, orang-orang yang menjadi subjek dalam foto tersebut tidak tahu bahwa kemiskinan mereka telah menjadi komoditas yang diperdagangkan di internet. Bayangkan saja, ketika seseorang sedang berjuang untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan, tiba-tiba ada fotografer yang mengambil foto mereka, kemudian menjualnya ke situs-situs jual beli gambar.
Namun, keuntungan tersebut tidak dinikmati oleh orang yang difoto, melainkan oleh fotografer atau situs yang menjadi perantara penjualan.