Susan menyebutkan, berdasarkan pada data Sarana Informasi Pemerintah DKI Jakarta tahun 2024, sampah masih menjadi persoalan klasik Jakarta. Produksi sampah Jakarta mencapai 8,607 ton per hari, setara dengan 3,14 juta ton sampah pada tahun 2023. Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi sampah.
Pemprov DKI Jakarta telah membangun fasilitas refused derived fuel (RDF) untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Di sana, sebanyak 2000 ton sampah per hari diolah menjadi bahan bakar alternatif (RDF) yang dibutuhkan industri manufaktur. Tapi upaya tersebut belum cukup," sebut dia.
Pemprov DKI Jakarta pun membangun Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) di sejumlah wilayah di Jakarta. Pada tahun 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membangun tujuh unit TPS3R.
Tahun ini akan dibangun lagi empat unit TPS3R. Targetnya, Pemprov DKI Jakarta akan membangun TPS 3R di 44 kecamatan secara bertahap.
"Saat ini sudah ada tiga unit TPS 3R yang telah diresmikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, yakni TPS 3R Ciracas, Jakarta Timur, TPS 3R Rawasari, Jakarta Pusat dan TPS3R Pejaten Barat, di Jakarta Selatan," ujar Suzan Bernadetha Stephani, SE., MM.,
Maka dari itu, Universitas Mercu Buana melalui unit yang berada di Meruya, Jakarta Barat, melalui program-program pengabdian kepada masyarakatnya pun kerap mengangkat isu terkait Bank Sampah.
Menurut Suzan Bernadetha Stephani, SE., MM., melalui salah satu tugas Tri Darma Perguruan Tinggi ini mengajak masyarakat untuk mengelola limbah yang tidak dapat ditimbang atau tidak ada dalam kategori jenis sampah yang dapat diterima oleh Bank Sampah.