Anak yang menjadi korban bullying sering kali menunjukkan penurunan rasa percaya diri, yang bisa membuat mereka lebih tertutup dan pendiam. Bullying, baik secara fisik maupun verbal, bisa menciptakan rasa takut, cemas, dan merasa tidak berharga.
Sebagai akibatnya, anak mungkin lebih memilih untuk menghindari interaksi sosial dan menarik diri dari lingkungannya.
Orang tua harus peka terhadap tanda-tanda bullying, seperti perubahan perilaku mendadak, rasa cemas, atau ketakutan yang berlebihan. Membangun dialog terbuka dengan anak sangat penting untuk mengidentifikasi jika anak mengalami masalah ini.
5. Keterampilan Sosial yang Kurang
Tidak semua anak dilahirkan dengan keterampilan sosial yang baik. Beberapa anak mungkin merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau orang lain.
Mereka mungkin tidak tahu bagaimana memulai percakapan atau merasa canggung dalam aktivitas kelompok. Hal ini bisa membuat anak terlihat pendiam karena mereka tidak tahu cara berkomunikasi dengan baik.
Anak-anak dengan keterampilan sosial yang kurang bisa dilatih dengan melibatkan mereka dalam situasi sosial yang mendukung. Orang tua bisa membantu dengan memberikan contoh cara berinteraksi yang baik dan memberi mereka kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan tersebut dalam lingkungan yang aman dan positif.
6. Pola Asuh yang Otoriter
Pola asuh yang terlalu keras atau otoriter juga bisa menyebabkan anak menjadi pendiam. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang ketat dan penuh aturan mungkin merasa takut untuk berbicara atau mengekspresikan perasaan mereka. Mereka khawatir akan dimarahi atau dihukum jika mengatakan sesuatu yang salah.
Orang tua yang otoriter sebaiknya mulai menciptakan komunikasi yang lebih terbuka dan mendengarkan pendapat anak. Dengan begitu, anak merasa lebih nyaman untuk berbicara dan mengekspresikan diri tanpa takut mendapatkan hukuman.
7. Selective Mutism
Selective mutism adalah gangguan di mana anak mampu berbicara dengan normal dalam situasi tertentu, seperti di rumah, tetapi tidak bisa berbicara dalam situasi lain, seperti di sekolah atau di tempat umum.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kecemasan sosial yang parah dan sering kali disalahartikan sebagai sikap pendiam atau pemalu.
Selective mutism memerlukan penanganan profesional, seperti terapi bicara atau terapi perilaku kognitif, untuk membantu anak mengatasi kecemasan mereka dan berkomunikasi secara normal di berbagai situasi.