Pabrik bir ini dilaporkan tidak mampu memenuhi target produksi lokalnya, dan muncul pertanyaan apakah pasar Timor Leste cukup besar dan efektif untuk menghasilkan keuntungan yang memadai.
4. Masih Bergantung Pada Ekspor Impor dari Indonesia
Selain sektor minyak dan gas, ekonomi Timor Leste juga didukung oleh sektor pertanian, kopi, dan pariwisata. Namun, kontribusi sektor-sektor ini masih sangat kecil. Bahkan, kopi, salah satu ekspor utama Timor Leste, hanya menyumbang sekitar 2% dari PDB.
Hambatan besar lainnya adalah ketergantungan Timor Leste pada impor, di mana negara ini mengimpor hampir 60% kebutuhan pangannya, sebagian besar dari Indonesia. Ketergantungan ini membuat ekonomi Timor Leste rentan terhadap krisis pangan global.
BACA JUGA:13 Fakta Menarik Korea Selatan yang Belum Banyak Orang Tahu
BACA JUGA:10 Perbedaan Hindu India dan Hindu Bali dari Berbagai Sisi Keagamaan
Selain itu, ekspor Timor Leste juga sangat rendah, dengan sebagian besar pasar ekspor tertuju ke Indonesia. Data dari Organisasi Perdagangan Dunia menunjukkan bahwa lebih dari 70% ekspor Timor Leste ditujukan ke Indonesia, yang menyoroti betapa terbatasnya akses negara ini ke pasar internasional lainnya.
5. Ancaman Kemiskinan
Dari semua hambatan besar yang dihadapi Timor Leste, masalah terbesar terletak pada kurangnya investasi dalam infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.
Sebagian besar anggaran pemerintah digunakan untuk konsumsi dan subsidi guna mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat. Sementara itu, investasi untuk pembangunan jangka panjang, seperti pembangunan jalan, sekolah, dan pelatihan kejuruan, masih sangat minim.
Jalan-jalan di banyak wilayah Timor Leste berada dalam kondisi buruk, banyak yang tidak beraspal dan tidak terawat, meskipun sering dilalui kendaraan berat. Kondisi ini menghambat mobilitas masyarakat, memperlambat distribusi barang, serta meningkatkan biaya logistik, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, investasi dalam pengembangan sumber daya manusia juga masih sangat rendah. Timor Leste belum mampu menciptakan sistem pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten di masa depan.
Padahal, dengan populasi muda yang besar, negara ini memiliki potensi untuk mengubah nasib perekonomiannya. Oleh karena itu, jika tidak ada perubahan kebijakan ekonomi, Timor Leste diprediksi akan semakin terjerumus dalam kemiskinan.