RADAR JABAR - Pada Kamis, 12 September 2024, Taman Sampora Legok yang terletak di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, mengalami pembengkalaiannya dan kerusakan akibat kekeringan yang melanda wilayah tersebut. Taman ini sebelumnya pernah menjadi tempat ramai bagi pengunjung, terutama selama pandemi Covid-19.
Keindahan persawahan, saung, dan ukiran bambu yang ada di Taman Sampora Legok menjadikannya sebagai spot foto yang menarik.
Tetapi saat ini, Taman Sampora yang dulunya menjadi primadona bagi warga Cibinong mengalami kerusakan pada beberapa fasilitas dan terlihat cukup terbengkalai, diantaranya seperti saung dan jembatan yang sudah rapuh.
Pemilik Taman Sampora Legok, Hanifah, menyatakan bahwa saat ini kunjungan ke Taman Sampora cenderung sepi dibandingkan sebelumnya, disebabkan oleh banyaknya fasilitas yang kurang memadai.
BACA JUGA:Pemkab Bekasi Distribusikan Lagi Air Bersih di Delapan Kecamatan
BACA JUGA:Pengamat Politik Ungkapkan Pemilih di Kota Bogor Dalam Konteks Pilkada 2024 Amat Sangat Rasional
"Kemarin akibat angin kenceng sama kemarau itu saungnya pada ilang, kalo sekarang jembatan udah rapuh dan bikin lagi dari bambu. Jadi itu kita sewa deket warung sekarang kita belum masuk dan sekarang yang kunjung juga belum ada," kata Hanifah pada Kamis (12/09/2024).
Hanifah mengungkapkan bahwa fasilitas yang ada seperti saung, kolam, spot foto, dan jembatan, kini tidak banyak dikunjungi, berbeda dengan kondisi dua tahun lalu saat pandemi.
"Awalnya, anak saya membuat kolam dan spot di sana. Alhamdulillah, saat Covid-19, pengunjung sangat ramai. Dulu, ada lebih banyak spot dan saung yang tersedia selama sekitar dua tahun," tambahnya.
Lebih lanjut, Hanifah menjelaskan bahwa pada saat ramai, penghasilan harian hampir mencapai jutaan rupiah, meskipun mereka tidak mematok harga tiket masuk.
BACA JUGA:Cecep Imam Tegaskan Akan Tindaklanjuti Jika Memang ada Pol PP yang Lakukan Pungli di Warpat Puncak
BACA JUGA:Pemkab Cianjur maksimalkan keberadaan PKBM tingkatkan IPM pendidikan
Ia menambahkan bahwa pihaknya masih enggan untuk merintis dan merapikan kembali Taman Sampora agar dapat ramai dikunjungi, karena terkendala oleh biaya.
"Dulu mah rame kita nyediain keropak kadang sehari paling kecil 800 sampai 1,2 juta, karena masuknya seiklhasnya,” tutur dia.
"Pokonya kalo sekarang mau nerusin juga belum ada uangnya saung juga masih pada rusak bambunya belum ada lagi, karena kan pihak kecamatan sama desa juga ga ada bantuan," tutupnya.