Pengamat Politik Ungkapkan Pemilih di Kota Bogor Dalam Konteks Pilkada 2024 Amat Sangat Rasional

Kamis 12-09-2024,17:12 WIB
Reporter : Ilham
Editor : Salma Sepina Nurdini

RADAR JABAR - Dalam Kegiatan Rilis Hasil Survey ke 3 pada Kamis 12 September 2024, Pengamat Politik, Yusfitriadi menyebutkan bahwa pemilih di Kota Bogor dalam konteks Pilkada 2024 itu sangatlah rasional.

Seperti diketahui, terdapat lima pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, diantaranya Dedie Rachim-Jenal Mutaqin, Sendi Fardiansyah-Melli Darsa, Raendi Rayendra-Eka Maulana, Rena Da Frina-Teddy Risandi, dan Atang Trisnanto-Annida Allivia.

Yusfitriadi mengungkapkan dalam pemilih di Kota Bogor yang sangat rasional itu disebabkan karena ia melihat masyarakat Kota Bogor, terdapat pembagian yang seimbang, yaitu 50:50. Ini menunjukkan bahwa banyak pemilih di Kota Bogor memiliki potensi untuk mengubah pilihan mereka, dengan angka mencapai 44%. 

"Oleh karena itu, saya merasa penting bagi pasangan calon atau partai pengusung untuk berhati-hati, karena potensi perubahan ini sangat besar," kata Yusfitriadi pada Kamis (12/09/2024).

BACA JUGA:Beri BPJS Ketenagakerjaan Kepada Pekerja Rentan, Bupati Bandung Raih Penghargaan dari Presiden Jokowi

BACA JUGA:Cecep Imam Tegaskan Akan Tindaklanjuti Jika Memang ada Pol PP yang Lakukan Pungli di Warpat Puncak

Selanjutnya, kata dia, tingkat pragmatisme di Kota Bogor tergolong sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakonsistenan pemilih di Kota Bogor sejalan dengan lemahnya pragmatisme di daerah ini.

"Artinya, pemilih di Kota Bogor cenderung bersikap rasional. Jika di analisis lebih lanjut, pengaruh perubahan pilihan karena uang sangat kecil," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pemilih dapat mengubah pilihan mereka meskipun imbalan finansialnya rendah. Begitu juga, mereka akan tetap konsisten dalam pilihan mereka karena alasan yang sama. 

"Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pragmatisme di Kota Bogor, dalam konteks pemilihan kepala daerah, sangat rasional," tutur dia.

Selain itu, pengaruh pemberian uang hanya berkisar 26%, yang sejalan dengan tingkat konsistensi pemilih, baik yang berubah maupun yang tetap.

Dan kata dia, kasus hukumlah yang berpotensi memengaruhi konsistensi masyarakat Kota Bogor dalam menentukan pilihan mereka.

BACA JUGA:Program Satu Miliar Satu Desa, Calon Bupati Bogor Rudy Susmanto: Kami Ingin Lanjutkan Program Tersebut

BACA JUGA:Pemkab Cianjur maksimalkan keberadaan PKBM tingkatkan IPM pendidikan

"Dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian uang dalam pemilihan kepala daerah di Kota Bogor sangat kecil," ungkapnya.

Kategori :