RADAR JABAR - Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, pada hari Senin mengumumkan bahwa negara tersebut akan mengadakan referendum nasional pada tanggal 6 Oktober untuk menentukan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Langkah ini menunjukkan upaya pemerintah dalam mengatasi kebutuhan energi yang semakin meningkat di tengah krisis energi global.
"Saya mendukung usulan pemerintah. Referendum nasional tentang pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir akan diadakan pada 6 Oktober tahun ini, dan hari ini saya akan menandatangani keputusan terkait," ujar Tokayev dalam pidatonya kepada masyarakat.
Tokayev menekankan pentingnya energi nuklir sebagai solusi untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat di Kazakhstan.
BACA JUGA:Trump Sebut Menjalin Hubungan Baik dengan Korea Utara dan Rusia adalah
BACA JUGA:Pejabat PBB Kritik Israel yang Katakan Serangannya sebagai Upaya Pembelaan Diri
Dia juga menegaskan bahwa keputusan besar seperti ini harus dibuat dengan dukungan penuh dari rakyat.
"Setiap langkah penting bagi kehidupan negara harus dilakukan dengan dukungan rakyat. Begitu pula dengan referendum PLTN," tambahnya.
Usulan untuk mengadakan referendum ini pertama kali disampaikan oleh Tokayev pada bulan September tahun lalu.
Ia menyatakan bahwa keputusan terkait pembangunan PLTN merupakan isu krusial bagi masa depan Kazakhstan, sambil mengakui bahwa masyarakat terpecah dalam pendapat, dengan faktor keselamatan menjadi perhatian utama.
BACA JUGA:Operasi Militer Israel Memaksa Pengungsian Keluarga Palestina dari Jenin Timur
BACA JUGA:Trump Sebut Pemilihan Presiden 2024 sebagai Pilihan Antara Komunisme dan Kebebasan
Kekhawatiran ini berakar dari sejarah tragis situs uji coba nuklir Semipalatinsk di timur laut Kazakhstan, di mana lebih dari 450 uji coba nuklir dilakukan selama era Soviet.
Situs tersebut ditutup pada tahun 1991, tetapi dampaknya masih terasa kuat di kalangan masyarakat.