5 Jenis Gaya Hubungan Percintaan Sesuai dengan Pengalaman Masa Kecil

Minggu 25-08-2024,20:30 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

BACA JUGA:8 Cara Cepat Move On dari Sakit Hati karena Putus Cinta

Dengan mengelola kemarahan mereka dan belajar untuk menjadi lebih fleksibel, controller dapat mulai menciptakan hubungan yang lebih seimbang dan memuaskan, di mana mereka tidak lagi merasa perlu untuk mengendalikan segala sesuatu, tetapi perlu untuk menemukan keamanan dalam koneksi dan kerja sama dengan pasangan mereka.

4. Vacillator

Vacillator adalah tipe individu yang tumbuh dalam lingkungan rumah yang penuh ketidakpastian, di mana perhatian dan kasih sayang orang tua tidak konsisten. Anak-anak vacillator seringkali merasa bahwa kebutuhan mereka bukanlah prioritas utama bagi orang tua mereka.

Mereka tumbuh dengan rasa takut akan ditinggalkan karena perhatian dan kasih sayang yang mereka dambakkan seringkali diberikan dalam momen-momen singkat yang tak terduga. Namun, ketika perhatian itu akhirnya datang, mereka seringkali sudah terlalu marah atau kecewa untuk benar-benar menerimanya, menciptakan lingkaran perasaan yang campur aduk dan tidak terpuaskan.

Saat dewasa, vacillator cenderung mencari cinta yang konsisten dan penuh perhatian yang tidak mereka dapatkan di masa kecil. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengidealkan hubungan baru, berharap bahwa pasangan mereka akan memberikan cinta yang selalu mereka impikan.

Namun, ketika ekspektasi mereka tidak terpenuhi, vacillator dengan cepat merasa kecewa dan mulai meragukan hubungan tersebut. Mereka sering kali merasa tidak dimengerti, yang menambah konflik internal dan tekanan emosional dalam hubungan mereka.

Sensitivitas mereka yang tinggi terhadap perubahan kecil dalam perilaku orang lain membuat mereka sangat peka terhadap tanda-tanda penarikan diri yang seringkali membuat mereka merasa cemas dan tidak aman.

Untuk membangun hubungan yang sehat dan stabil, vacillator perlu belajar untuk mengelola ekspektasi mereka dan tidak terburu-buru dalam berkomitmen. Mereka harus memberikan waktu untuk benar-benar mengenal pasangan mereka dan membangun fondasi hubungan yang lebih realistis dan seimbang.

BACA JUGA:5 Tanda Seseorang Mengalami Susah Jatuh Cinta, Jangan-jangan Kamu Termasuk?

BACA JUGA:Mengetahui Ciri-Ciri Pasangan Setia dalam Hubungan Cinta

Dengan demikian, vacillator dapat menghindari siklus kekecewaan yang berulang dan mulai membangun hubungan yang lebih sehat di mana mereka dapat merasa aman dan dihargai tanpa terlalu terbebani ekspektasi yang tidak realistis.

5. Avoider

Avoider adalah individu yang tumbuh di lingkungan rumah di mana kasih sayang dan perhatian emosional sering kurang atau bahkan tidak ada. Sejak usia dini, mereka dibesarkan dalam lingkungan yang menekankan pentingnya kemandirian dan tidak terlalu mementingkan ekspresi emosional.

Dalam upaya untuk mengatasi kurangnya dukungan emosional dari orang tua, anak-anak avoider memilih untuk menekan perasaan mereka dan lebih fokus pada logika serta pemecahan masalah. Mereka belajar bahwa menunjukkan emosi hanya akan membuat mereka rentan dan tidak aman.

Saat dewasa, avoider cenderung membawa pola perilaku ini ke dalam hubungan mereka. Mereka lebih nyaman dengan jarak emosional dan lebih suka mengandalkan logika daripada perasaan dalam berinteraksi dengan pasangan.

Mereka cenderung menghindari situasi yang dapat memicu perubahan emosi yang intens, baik dari diri mereka sendiri maupun dari orang lain. Hal ini sering membuat mereka tampak dingin atau terpisah dalam hubungan karena mereka lebih memilih menjaga jarak daripada menghadapi konflik emosional yang sulit.

Meskipun avoider mungkin tampak tenang dan terkendali di luar, di dalam diri mereka ada kebutuhan yang mendalam untuk merasa aman tanpa harus mengungkapkan kerentanan mereka.

Kategori :