RADAR JABAR – Sebagian orang menganggap kebahagiaan itu semu. Anda mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi setelah pemakaman Anda nanti. Dalam beberapa jam, kesedihan akan mulai mereda. Keluarga Anda akan sibuk mengatur makanan dan minuman, serta menerima telepon dari teman dan kerabat jauh yang tidak bisa hadir karena acara yang mendadak.
Beberapa kerabat akan pulang ke rumah dan mulai membahas urusan masing-masing sambil minum kopi. Bos di kantor akan segera mencari pengganti Anda untuk hari esok. Beberapa hari kemudian, anak-anak Anda akan kembali bekerja, sibuk dengan rutinitas masing-masing karena masa cuti mereka sudah berakhir.
Dalam sebulan, pasangan Anda mungkin akan bisa tersenyum saat menonton acara komedi di televisi. Lambat laun, Anda akan mulai terlupakan. Jika mereka bisa melupakan Anda dengan cepat, pertanyaannya adalah, untuk apa sebenarnya kita hidup?
Mungkin Anda berpikir mereka akan selalu mengingat Anda, tetapi kenyataannya tidak. Keluarga Anda akan segera melanjutkan hidup, karena itulah yang harus mereka lakukan. Hidup terus berjalan, dan teman-teman Anda pun akan mulai menganggap Anda sudah tiada.
5 Kunci Kebahagiaan Hidup
Jika demikian, untuk siapa sebenarnya kita hidup di dunia ini? Apakah kita hidup untuk membahagiakan orang lain dan melupakan kebahagiaan kita sendiri, atau sebaliknya? Hidup ini terlalu singkat. Inilah kunci kebahagaiaan hidup yang bisa kamu mulai dari sekarang.
1. Bahagiakan Dulu Diri Sendiri
Rumusnya adalah, bahagiakan diri Anda terlebih dahulu, baru kemudian Anda bisa membahagiakan orang lain. Bagaimana mungkin kita bisa membahagiakan orang lain jika kita sendiri tidak bahagia?
BACA JUGA:4 Kunci Kebahagiaan Hidup Tanpa Harus Nyiyir Pada Orang Lain
Ibarat Anda memberikan cek kepada orang lain, tetapi cek tersebut kosong. Dalam hidup yang singkat ini, nikmatilah setiap momen dan selalu bersyukur dengan apa yang Anda miliki. Sering kali, kita justru menyusahkan pikiran sendiri.
2. Jangan Terpatok Pada Kehidupan Orang Lain
Kita meninggikan kehidupan orang lain hingga merendahkan diri sendiri. Kita selalu melihat sisi bahagia dari hidup orang lain dan membandingkannya dengan kehidupan kita yang terasa kurang bahagia.
Kita sering merasa apa yang kita lakukan sia-sia, dan tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki. Kita melihat istri orang lain di media sosial dan memuja mereka, lalu merendahkan istri kita sendiri.
Kita melihat suami orang lain dan berpikir, "Coba saja dia menjadi suami saya," padahal mungkin suami orang itu tidak lebih baik dari suami kita sendiri dalam kehidupan nyata.
Kita mengeluh tentang pekerjaan kita dan melihat pekerjaan orang lain yang tampaknya luar biasa, padahal mungkin pekerjaan kita adalah impian bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Hidup ini adalah anugerah. Mengapa hidup terasa tidak indah dan mengapa kita tidak bahagia?
Karena kita tidak pernah bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita. Kita enggan menjadi diri sendiri dan tidak ingin menciptakan cerita hidup kita sendiri, karena merasa hidup kita adalah bencana.
Kita selalu ingin menjadi orang lain dan hidup seperti mereka. Namun, jika itu yang kita inginkan, percayalah, sampai kapan pun kita tidak akan pernah bahagia.
BACA JUGA:5 Cara Menikmati Hidup Tanpa Pacaran dengan Penuh Kebahagiaan