RADAR JABAR - Bencana sampah menghantui Kota Bandung. Pasalnya, Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti diprediksi ditutup imbas kelebihan kapasitas sebelum Tahun 2025. Peringatan itu disampaikan Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Wahyudin pada saat dilakukannya konferensi pers.
“Ancaman ini terjadi akibat pembuangan sampah ke TPA Sarimukti saat ini mencapai 2.500 ton per hari, dan sebagian besar merupakan sampah organik," katanya
Kota Bandung diprediksi jadi wilayah yang paling terdampak. Sebab, Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka belum siap beroperasi.
BACA JUGA:Raih UHC Award dari Presiden, Prestasi Bupati Bandung Diapresiasi Pakar Politik dan Pemerintahan
Dalam periode Januari-Juni, pembuangan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti mencapai 183.854,05 ton. Rinciannya, Januari 29.105,02 ton, Februari 30.086,06 ton, Maret 33.486,6 ton, April 31.576,41 ton, Mei 31.160,86 ton dan Juni 28.439,1 ton.
Angka tersebut didapat lewat data Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung. Dengan demikian, pembuangan sampah Kota Kembang dalam waktu satu hari sentuh rata-rata 1.000-1.100 ton.
“Itu data penanganan sampah jumlah volume sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti. Kalau itu selama 6 bulan, sehari itu kita memang kurang lebih hampir 1.000-1.100 ton perhari kita kirim ke TPA Sarimukti," ucap Kabid PPLB3 Salman Faruq.
BACA JUGA:Groundbreaking TPPAS Legok Nangka Dilakukan Sebelum Masa Jabatan Jokowi Maruf Amin Berakhir
Apabila hal tersebut terbukti terjadi, Bandung jadi wilayah yang dipusingkan terkait pembuangan sampah. Terlebih, dalam satu hari total ritase pembuangan sampah Kota Kembang ke Sarimukti kurang lebih 180 ritase.
Diakui Salman, Pemerintah Kota Bandung terus berupaya mengurangi pengiriman produksi sampah ke TPAS Sarimukti. Diketahui, Pemkot Bandung berhasil menekan angka produksi sebesar 400 ton dari yang sebelumnya 1.500 ton.
“Ini merupakan dampak ritase pengurangan, sebelum kedaruratan kita bisa di 240 ritase bisa 1.300 ton dan sekarang sudah semakin berkurang, sekarang di 180 ritase perhari sehingga kita menjaga terus TPS yang ada di Kota Bandung," ungkapnya.
BACA JUGA:Persib Bandung Resmi Pinjamkan Abdul Aziz Ke Persis Solo
Perhatian serius perlu dilakukan Pemkot Bandung. Diketahui, lewat data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat saat ini kondisi TPA Sarimukti sudah overload hingga 800 persen dari total kapasitas yang semestinya. Kota Bandung jadi wilayah dengan presentase paling banyak.
Sebelumnya, kepada Jabar Ekspres, Ketua FK3I Jawa Barat Dedi Kurniawan dengan tegas menyoroti soal ketergantungan Kota Bandung terkait pembuangan sampah ke TPAS Sarimukti. Menurutnya, sudah semestinya Pemkot Bandung membuat Road Map terkait permasalahan sampah yang kerap kali terjadi.
“Jadi jangan buat (Program penanganan sampah) jadi momentum menangani kedaruratan, harus ada roadmap yang jelas. Sampai kapan Sarimukti terus menanggung dosa (sampah) Kota Bandung,” pungkasnya. (Dam)