RADAR JABAR - Organisasi relawan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengonfirmasi bahwa sejumlah tenaga medisnya telah tiba dengan selamat di Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahiya, Gaza Utara, Palestina, dan akan menjalankan tugas selama satu bulan di sana.
“Atas kehendak Allah SWT, relawan dan dokter kita berhasil masuk ke RS Indonesia pada 9 Agustus kemarin. Ini adalah satu hal yang sangat luar biasa bagi mereka,” kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Sarbini menjelaskan bahwa tujuh relawan yang tergabung dalam Tim Medis Darurat (EMT) gelombang ke-5 dari MER-C akan bertugas di RS Indonesia untuk memberikan pelayanan medis kepada korban agresi Israel dan memantau kondisi rumah sakit.
Tim relawan ini tiba di Gaza Utara dengan bergabung dalam konvoi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melewati banyak pos pemeriksaan Israel, yang mengakibatkan perjalanan yang biasanya memakan waktu 40 menit harus ditempuh hampir 6 jam.
BACA JUGA: Iran Berharap Gencatan Senjata Gaza Tetap Terjaga Meski Rencana Pembalasan Terhadap Israel Dilakukan
“Terus terang, saya sangat bahagia karena dokter Indonesia ini bisa masuk ke Gaza Utara dan bekerja di Rumah Sakit Indonesia meski dengan segala keterbatasannya,” ucap Sarbini.
Ia menyebutkan bahwa dengan kedatangan relawan EMT gelombang ke-5 di Gaza, jumlah total relawan MER-C di daerah tersebut kini mencapai 9 orang, yang terdiri dari lima relawan medis, tiga relawan non-medis, dan satu staf penghubung antara tim MER-C dengan organisasi lainnya.
Sarbini juga menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk menginformasikan kondisi dan keselamatan para relawan MER-C yang bertugas di Gaza.
BACA JUGA: PBB Laporkan Lonjakan Kasus Malnutrisi Anak di Gaza Menghadapi Krisis Kemanusiaan
Sementara itu, dr. Dany Kurniadi Ramdhan Sp.BS, yang merupakan relawan dan pemimpin regu EMT ke-5 MER-C, menyampaikan bahwa setelah tiba di RS Indonesia pada 9 Agustus, tim medis langsung bekerja keras membantu korban serangan Israel.
“Kedatangan kami disambut beberapa korban pengeboman, salah satunya pasien bayi yang meninggal, serta 4 orang yang mengalami luka trauma,” ucap Dany.